" RHEUMATIK & ALAS KAKI YG MENJADI ALASAN." Alas kaki, disebut sepatu, dan sandal. alas adalah sesuatu yg difungsikan sbg pelapis atau pelantara atas sesuatu yg lain agar tidak bersentuhan secara langsung dgn maksud agar perasaan mengganggu sesuatu terhadap sesuatu yg lain yg dianggap mengganggu tidak menjadi gangguan. Sandal dikenakan agar kaki tidak kotor tindakkan tsb kebaikan, ada juga yg kenakan sendal bukan karena alasan takut kakinya terkena kotoran melainkan karena mencegah agar tak terlalu merasa dingin. Biasanya bila orang tsb alami gangguan kesehatan spt rheumatik, encok, asam urat dll. Artinya bila melihat orang yg kenakan sendal didalam rumah yg lantainya bersih anda tidak dibenarkan beranggapan bahwasanya orang tsb adalah orang yg sok bersih melainkan orang yg alami gangguan penyakit rheumatik, penyakit tsb biasanya menimbulkan perasaan nyeri, ngilu, radang pada kaki yg jadi penyebab perjalanan manusia tidak nyaman atau menyakitkan serta terganggu. Artinya bukan lantai yg dingin dan bukan pula penyakit rheumatik yg jadi masalah munculnya ketidak harmonisan dalam perjalanan hidup manusia, bukan hanya salah satu saja yg dianggap masalah melainkan kaki yg berfungsi sbg alat berpijak tidak menyukai tempat yg dia pijak bukan karena tempat yg dia pijak tsb hina karena kotor melainkan karena dingin yg menjadi ketidak sukaan pengidap rheumatik. Artinya penyakit rheumatik adalah aktor intelektual ketidak sukaan manusia terhadap lantai yg dingin. Padahal bagi hal lain tidak jarang sebaliknya yakni manusia suka pada tempat yg dingin dan suasana yg dingin termasuk air dingin yg menyegarkan namun sebaik dan sebersih apapun atas rheumatik adalah keburukan.
Alasan manusia tidak menyukai ngeker, atau nyeker atau kaki ayam yg menjadi penyebab manusia mengenakan sendal pada umumnya karena tempat berpijak manusia tsb kotor. namun bila kita temukan ditempat yg bersih manusia tetap mengenakan alas kaki tentu karena manusia tsb alami ganggung penyakit yg rentan thd suhu dingin lantai. Alasan tsb tentu boleh jadi karena dinginnya lantai meski bukan semata karena lantai yg terasa dingin saja yg menimbulkan alasan melainkan PENYAKIT yg di IDAP sbb bagi yg tidak mengidap penyakit tsb bila lantainya bersih jelas tidak menimbulkan alasan atasnya utk mengenakan alas kaki apakah alasannya berupa SENDAL ataupun SUNDEL bahkan tidak jarang ditempat yg bersih dan lantainya bersuhu dingin tsb manusia tidak hanya berdiri tanpa sendal melainkan berguling-gulingan diatasnya dan merasa asyik serta nyaman dgn dinginnya lantai utk mrk berbaring.
Ketika Muusa menemui Tuhan Allohnya, Tuhan Alloh berfirman padanya agar Muusa melepaskan KASUT (Terompah, sandal tempo doeloe) Tuhan mempertanyakan sikap Muusa dgn maksud memberi tahu Muusa akan kode etik bertandang terlebih lagi bila bertandang ketempat Tuhan, pertanyaan Tuhan tsb tentu bukan bentuk kemarahan atau ketidak setujuan Tuhan dgn kebiasaan Muusa kenakan terompah, Tuhan bertanya." Hai Muusa, apa yg dikakimu.?" Muusa menjawab." Sendal Tuhan," Tuhan memberi tahunya." Muusa, disini tempat yg suci maka dari itu tidaklah pantas kau kenakan sandal menjadi alasan sbg alas kakimu. Maka dari itu lepaskan." Muusa tanpa protes serta merta ikuti arahan Alloh dan sandalpun dia lepaskan. Namun Tuhan tidak hanya sampai ngurusin dan mempertanyakan seputar alasan yg dijadikan Muusa kenakan alas kaki melainkan tongkat yg digenggam Muusapun dipertanyakan, bahkan Antimo MPR juga mempertanyakan tentang kebiasaan prilaku para Nabi yg setiap diperjalanan senantiasa membawa tongkat tak pernah aku temukan Nabi2 berjalan melenggang terlebih lagi bila mau melenggang kangkung. Pertanyaan Antimo MPR seputar masalah kebiasaan para Nabi yg kenakan tongkat apakah para Nabi2 tsb adalah orang2 yg sudah tua rendah dan bongkok yg tidak mampu berjalan dan berdiri dgn baik sehingga mrk harus kenakan tongkat. Sbb dinegeri ini bahkan kakek2 dan nenek2 dipanti jompo serta kakek dan nenek Antimo MPR saja tak ada yg kenakan tongkat. Padahal mrk sudah pada tua dan adapula yg bongkok, lantas mengapa para Nabi yg tidak jarang masih berusia muda dan segar tetap mengenakan tongkat saat berjalan apakah penggunaan tongkat pada masa perNabian tsb adalah sesuatu hal yg ngetrend atau populer yg menjadi tradisi para Nabi. Baiklah kita tanyakan pada pakar2 pernabian yg sudah mengenal dan mengusai prilaku dan keseharian para Nabi yg jadi penyebab dia tahu persis mana nabi imitasi dan mana yg asli
Lia Eden juga mengenakan Tongkat, yg jadi masalah bukan karena tante Lia mengaku Nabi namun karena tante Lia mengaku Jibrillah yg kupertanyakan sbb setahuku Jibril adalah Malaykat dan tidak aku temukan didunia per Malaykatan meski se Malaykatpun ada yg mengenakan tongkat apakah Malaykat Jibril yg ada pada Lia Edun tsb saat ini sudah terlalu tua sehingga menjadi bongkok dan memerlukan tongkat.? Boleh jadi demikian, boleh jadi akibat tidak ada lagi Nabi dan Rosul yg mengakibatkan mas Jibril kehabisan Job sbg kurir antarkan wahyu sementara Jibril mau beralih profesi sbg pengantar koran tak ada satupun Loper koran yg bersedia memperkerjakannya. Dan itu dapat dimaklumi karena Nabi Muhammad saja sempat ketakutan karena melihat wajah seramnya mas Jibril saat wahyu pertama dia terima darinya terlebih lagi para loper koran yg hanya manusia biasa. Seharusnya Jibril versi dongengnya tante Lia, melakukan operasi plastik dan sayapnya dipotong atau disembunyikan agar tidak berpenampilan aneh lg menakutkan. Mungkin brewokan atau berjanggut dsbnya tampang Malaykat semuanya haruslah dicukur rapi termasuk matanya bila tampak melotot apa salahnya kenakan optik lens mungkin perasaan takut manusia pada para Malaykat dapat dikurangi. Mungkin itulah penyebabnya Malaykat Jibril tante Lia Edang pengrajin Ikebana mengenakan tongkat karena Jibrilnya sudah alami kebongkokan dan penuaan dini utk kelas usia Malaykat, hal tsb terjadi mungkin karena kelamaan menganggurnya mas Jibril karena bisnis opas wahyu sudah dibekukan karena pabrik wahyu alami kebangkrutan yg bikin mas Jibril stres mikirin pekerjaan karena kelamaan menganggur. Itulah gagasan tante Lia ngaku Jibril yg kenakan mahkota dan tongkat. Sayangnya saat aku di Jakarta tak sempat ketemu dgnnya dan jika saja aku sempat ketemu pastilah tante Jibril dan imam Mahdi tsb kuajari cara meracik jamu tradisional dan kusuruh dia jual jamu gendong sbb menurut fengshui dan Zodiak.
Lia Edan yg terlahir di malam sabtu pahing, berzodiak Scorpion yg dekat dgn rasi bintang kejora neptunya jatuh pada Nabi Flinstone dan Donald bebek. Cocoknya bergerak dibidang jamu gendong bukan pengrajib ikebana dan bukan pula berprofesi sbg Nabi apalagi Jibril. Sbb dari segi body dan wajah ditambah zodiak dan Weton kelahirannya dia belum berbakat menjadi Nabi. Betapa Zholimnya MUI menjebloskan tante Lia yg bercita-cita jadi Nabi dan Malaykat hingga harus masuk penjara kalau menurut Antimo MPR bila perlu dipromosikan saja menjadi kandidat calon Nabi baru. Ya MUI harus adakan Audisi pencarian bakat calon Nabi yg dipublikasikan diumum. Semoga kreatifitas anak bangsa yg bercita-cita ingin jadi Nabi. Atau Malaykat bahkan Tuhan tidak terusik oleh segala aturan yg tak jelas. Mending mrk jadi Nabi atau Malaykat atau Tuhan ketimbang mrk jadi Gila atau Koruptor dan Penjahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar