1990
proses awal napak tilas dan 1991 penemuan mulai memasuki proses
penelitian. 4 penjuru Nusantara bahan baku riset terkumpul dipusat,
mirip belatung yg menggeliat ditumpukan daging membusuk. Dan 1992 aku
mulai masuk menjadi belatung didalam Laboratorium Manusia terbesar
didunia pokoknya lebih rumit dan runyam ketimbang FBI asumsi ini tentu
saja bukan tanpa alasan. Para belatung
diberikan wadah masing2 oleh sang profesor bumi dan makhluk luar
angkasa. Satu persatu belatung eksperimen diteliti dan jejak lendir yg
menempel didalam mangkok lab yg dikeluarkan tubuhnya dalam bentuk cairan
kimia bercampur dgn cairan dari bangkai dan aku bertahan dalam lab tsb
memposisikan diri sbg belatung dan kubiarkan diriku membelatung dalam
beberapa tahun karena kuanggap mungkin itu Belatung yg ada ditubuhnya
Ayub yg korengan, atau Belatung yg akan digunakan sbg pembersih jaringan
tubuh mbakyu Pertiwi yg korengan karena dipenuhi luka2 sejarah yg
menganga dan mulai membusuk dari hulu kehilir tangan dan kaki, bahkan
tubuh dan kepalanya yg alami pembusukan. Ya tak masalah aku membelatung
selagi aku bisa mengurai jaringan sel tubuh mbakyu Pertiwi yg rusak agar
terkondisikan dan tergantikan dgn jaringan sel yg baik sbb pada
prinsifnya para belatung hanya memakan jaringan sel yg rusak saja.
namun kelamaan jadi belatung membuat harga diri manusiaku mempertanyakan
dan akal sehatku mulai mengevaluasi visi perbelatungan yg terdapat di
lab tsb tapi aku tetap mengambil sisi positif dari fasilitas lab yg
hygienis tsb aku tetap membiarkan diriku membelatung hingga susah
dibedakan mana yg aku dan mana yg belatung sungguhan justru sebaliknya
para belatung yg kuteliti menganggap aku biang belatung dan menuding aku
sbg makhluk belatung.
Ceritanya jadi mirip Siti Jenar yg berasal dari cacing tanah tapi
lumayan yg penting tidak mirip siti Jenar yg cacingan. Para belatung
pada jadi narsis padahal belatung2 tsb baru dipindahkan dari satu
mangkuk lab kemangkok lab lainnya, hanya bermodalkan nomer urut mangkuk2
lab belatung2 yg berada dipermukaan mangkuk bergaya layaknya sang
profesor peneliti lab tsb dan parahnya sang
profesor dilab tsb matanya rabun karena kebanyakan bäca tesis dibuku
elektronik yg memiliki radiasi tinggi, dgn kacamata minus tebalnya
diapun menjapitku dgn alat penjapit yg terdapat dilab, padahal sudah
lebih dari 1 kg berat kertas yg kugunakan sbg buku yg kukirimkan padanya
sbg isyarat agar mrk mengerti kalau aku bukan belatung dan mustahil
bisa diangkut seenaknya dgn alat penjepit yg biasa digunakan utk
menjepit para belatung yg akan diletakan dari mangkuk kemangkuk
laboratorium. Profesor yg phobia jadi mabok karena kelamaan
bercengkerama dgn belatung dan cairan lendir yg diproduksi belatung lalu
akupun dianggapnya belatung dia tidak mendengar sapaan manusiaku dan
tak mencium aroma tubuh manusiaku hingga akhirnya aku diculik makhluk
Allien dan dimasukan kedalam UFO,
Kukira
para Allien tsb bermaksud hendak melenyapkan aku karena caranya yg
tampak mengancam keselamatan dan tidak sopan. Allien mengira dgn keadaan
mataku yg tertutup itu aku tidak dapat memberikan ancaman yg
membahayakan mrk, namun berhubung naluriku berkata bahwa aku tak perlu
khawatir karena tidak ada yg berpotensi membahayakan maka kubiarkan saja
Allien tsb mengangkutku ke UFO.
Alhamdulillah ternyata kata naluriku benar dan aku masih tetap bernafas
bahkan bertemu dgn makhluk bumi lainnya yg juga makhluk yg diculik
Allien dari tempat masing2. Tiap hari selama 3 hari berada dalam sekapan
Allien kami diberi makanan yg disediakan para Allien yg kuketahui
bahwasanya makanan tsb tidak akan pernah ada dibumi, baik dari aroma
rasa, perisa dan warnanya bahkan jenis selera masakannya tak akan pernah
dicicipin manusia dibumi. Aku jadi geer dan menganggap jangan2 Nabi
Muusa dan Isa. Namun untungnya geerku tak menimbulkan perasaan ingin
mengaku jadi Nabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar