Hukum Pergantian Kekuasaan Di Muka Bumi
Maha terpuji Allah yang telah menjalankan hambanya. Yang disebut menjalankan adalah bahasa hikmah. Hidup ini seperti orang yang berjalan. Baik mereka yang beriman ataupun yang mengingkarinya, semua digerakkan. Orang-orang bergerak dari pagi sampai malem, tentunya dia digerakkan oleh sesuatu yang ghaib. Sebuah bangsa pun juga digerakkan oleh sesuatu yang ghaib. Masalahnya, apakah itu? Kekuatan yang destruktif (merusak) atau konstruktif (membangun)?, kekuatan yang postif atau yang negatif? Hari ini orang digerakkan, ada yang digerakkan oleh perutnya, ada yang digerakkan oleh bawah perutnya, ada yang digerakkan oleh pundaknya. Orang keluar setiap pagi, untuk apa? Apa yang dicari? Tentunya tiga faktor: Tahta, Harta, Wanita, itulah kecintaan Syahwat, berarti dia digerakkan oleh Asy-Syahwat. Apakah kamu tidak melihat, orang-orang yang mengabdi kepada ilah-nya yaitu Al-Hawa.
Ada yang melaksanakan perintah Tu(h)an nya dan ada yang mendurhakainya, semua karena kekuatan yang menggerakkan dirinya. Dia tidak sadar, selama ini dia digerakkan oleh kekuatan yang tidak bisa dia lihat. Kekuatan yang menggerakkan dia dihimpun dari proses dia belajar, membaca, mendengar dari segala macam per-guru-an, pergaulan, didikan yang pernah dia tempuh selama ini di manapun dia berada.
Masa akan mempertemukan 2 buah kekuatan itu (positif dan negatif), dimana pada masa itu dikenal dengan titik kebangkitan dan titik kehancuran, atau dalam bahasa kitab bahwa hari itu adalah hari bertemunya 2 pasukan. Tentu pertanyaannya, titik kebangkitan bagi siapa? dan titik kehancuran bagi siapa? Jika titik kebangkitan bagi kekuatan yang positif terjadi maka teranglah dunia, tetapi jika titik kebangkitan bagi kekuatan yang negatif terjadi maka gelaplah dunia, dan ini merupakan siklus yang tidak pernah berhenti, mengulang sepanjang jaman, dari generasi ke generasi, hanya saja manusia tidak mau memperhatikannya, karena begitu sibuknya ngurusin tiga faktor di atas. Sebagaimana dalam sunnah Allah, Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, baik dalam alam materi maupun dalam alam kehidupan manusia. Dalam alam materi misalnya : silih bergantinya siang dan malam sesuai dengan ketetapan waktunya, ada hidup dan ada mati dan sebagainya. Dalam alam kehidupan manusia mengalami kejadian yang sama seperti alam semesta / materi. Dibalik kejadian di alam semesta ternyata terdapat tanda-tanda bagi orang-orang menggunakan akalnya. Inilah makna penting bahasa amsal/perumpamaan.
Perhatikan penjelasan di bawah ini.
Silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. Apa yang dimaksud dengan malam dan apa yang dimaksud dengan siang? Kenapa ada malam dan kenapa ada siang? Malam dan siang selalu berganti yang masing-masing mempunyai batas waktu, malam 12 jam dan siang 12 jam serta tidak akan pernah berubah baik pada zaman dahulu, sekarang maupun yang akan datang. Itulah ketetapan atau kebiasaan Allah yang disebut dengan Sunnatullah dalam alam materi. Kemudian bagaimana dengan Sunnatullah yang ada di alam kehidupan manusia (psychosocial-ociety)? Untuk dapat memahami Sunnatullah yang ada di alam kehidupan manusia, maka manusia harus bisa memahami Sunnatullah yang ada di alam materi seperti silih bergantinya malam dan siang adalah bacaan bagi manusia, karena alam merupakan kitab besar bagi umat manusia.
Silakan Saudara perhatikan Surat ke-3 ayat ke-190 dan 191
3/190 : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta silih bergantinya malam dan siang ada tanda-tanda bagi kaum yang berakal.”
3/191 : “Yaitu orang-orang yang mengingat Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.”
Sekarang kita fahami maksud dari Ayat tersebut, apa yang dimaksud dengan malam dan siang yang silih berganti dan mengingat Allah alam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.
1. Malam artinya kondisi gelap dan tidak ada cahaya dimana manusia mudah tersesat karena tidak bisa melihat, sehingga tidak dapat membedakan dan tidak tahu apa-apa, yang ada hanyalah meraba-raba. Yang dapat berfungsi sebagai cahaya dalam kehidupan manusia adalah cahaya Allah (kitab Allah). Kalau manusia meninggalkan kitab Allah, tidak menjadikannya sebagai pedoman dan petunjuk hidup, maka yang terjadi adalah kondisi kegelapan. Berarti kondisi malam hari adalah kondisi kegelapan atau kedzoliman atau kelaliman, sebab bukan hukum Allah yang diberlakukan, akan tetapi hukum manusia yang diberlakukan. Jadi kondisi malam adalah kondisi tegaknya hukum atau sistem yang bukan Allah, sehingga orang tidak dapat melihat kebenaran. Tidak dapat membedakan yang benar dan yang salah.
2. Siang artinya kondisi terang, terdapat sinar matahari yang menerangi seluruh dunia, sehingga manusia dapat melihat dan dapat membedakan sesuatu. Dalam kondisi siang hari, tidaklah mungkin manusia tersesat. Terang karena ada cahaya, karena kitab Allah sebagai cahaya, dijadikannya sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Dalam kondisi ini manusia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Kondisi yang demikian karena hukum Allah telah tegak di muka bumi. Jadi kondisi siang adalah kondisi di mana tegaknya hukum atau sistem Allah.
Jika malam melingkupi siang, maka akan terjadi perubahan besar pada tingkah laku alam dan makhluk, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Semua yang tadinya nampak jelas kini menjadi buram dan akhirnya tidak kelihatan sama sekali . Dalam kondisi yang demikian, orang tidak dapat melihat apapun, sehingga aktifitas manusia terhenti sama sekali.
2. Dalam kondisi gelap, orang tidak dapat membedakan warna, besar kecilnya barang, jenis barang maupun keindahan suatu barang. Yang ada hanyalah meraba-raba atau menduga duga.
3. Timbul rasa kantuk yang membuat orang tidur.
Kalau kita melihat dari dimensi bathinnya adalah : jika Sistem kehidupan Allah sebagai sistem kehidupan yang fitrah telah dikafiri oleh manusia, maka kehidupan yang semula terang benderang menjadi gelap gulita. Dalam kondisi itu manusia tidak dapat membedakan mana yang benar mana yang salah yang ada hanyalah kebenaran spekulatif. Manusia akan berjalan seperti orang yang berjalan di malam gelap yang tak menentu arah dan tujuan serta selalu berakhir dengan kesesatan dan kerusakan.
Keadaan sebaliknya yaitu perubahan dari gelap kepada terang. Jika hari berubah dari malam kepada siang, seluruh makhluk di bumi menyambutnya dengan suka cita. Pohon yang semula tidur, tunduk merunduk kini segar kembali, semua makhluk hewan yang mencari makan di siang hari bangun termasuk manusia didalamnya.
Demikian halnya dengan kehidupan bathin manusia, jika matahari memancarkan sinarnya pertanda akan siang, maka makhluk Allah dibumi akan menyambutnya dengan penuh semangat dan kegembiraaan. Perubahan alam adalah Sunnatullah yang tidak pernah berubah, demikian halnya pergantian atau pergiliran antara kekuasaan Allah dan kekuasaan bukan Allah (kekuasaan bangsa-bangsa) adalah Sunnatullah yang akan selalu terjadi.
Setiap umat punya batas waktu. Kita bicara masalah umat berarti bicara masalah kekuasaan. Tiap kekuasaan pasti ada ajalnya. Kehancurannya tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan. Karena ini adalah program Allah, maka tidak ada suatu kekuatan di bumi yang dapat merubah ketetapan Allah. Tidak ada suatu kekuatan pun yang bisa menghancurkan selama ajalnya belum sampai. Sebaliknya Saudara, kalau memang ajalnya sudah sampai, sekuat apapun bangsa itu, semakmur apapun dia, sepandai apapun para pemimpinnya, secanggih apapun peralatan militernya, sekuat apapun politik partainya, tetapi kalau sudah sampai ajalnya tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan. Kekuasaan bangsa-bangsa yang tadi lagi gagah-gagahnya itu, karena rumusnya dia sudah sampai umurnya hari ini, jadi sekaranglah masanya di mana kekuasaan bangsa-bangsa itu akan hancur, dan sekaranglah masanya di mana kekuasaan Allah akan tegak kembali di muka bumi. Oleh sebab itu kita hanya mengabdi kepada Allah yang pasti
Maha terpuji Allah yang telah menjalankan hambanya. Yang disebut menjalankan adalah bahasa hikmah. Hidup ini seperti orang yang berjalan. Baik mereka yang beriman ataupun yang mengingkarinya, semua digerakkan. Orang-orang bergerak dari pagi sampai malem, tentunya dia digerakkan oleh sesuatu yang ghaib. Sebuah bangsa pun juga digerakkan oleh sesuatu yang ghaib. Masalahnya, apakah itu? Kekuatan yang destruktif (merusak) atau konstruktif (membangun)?, kekuatan yang postif atau yang negatif? Hari ini orang digerakkan, ada yang digerakkan oleh perutnya, ada yang digerakkan oleh bawah perutnya, ada yang digerakkan oleh pundaknya. Orang keluar setiap pagi, untuk apa? Apa yang dicari? Tentunya tiga faktor: Tahta, Harta, Wanita, itulah kecintaan Syahwat, berarti dia digerakkan oleh Asy-Syahwat. Apakah kamu tidak melihat, orang-orang yang mengabdi kepada ilah-nya yaitu Al-Hawa.
Ada yang melaksanakan perintah Tu(h)an nya dan ada yang mendurhakainya, semua karena kekuatan yang menggerakkan dirinya. Dia tidak sadar, selama ini dia digerakkan oleh kekuatan yang tidak bisa dia lihat. Kekuatan yang menggerakkan dia dihimpun dari proses dia belajar, membaca, mendengar dari segala macam per-guru-an, pergaulan, didikan yang pernah dia tempuh selama ini di manapun dia berada.
Masa akan mempertemukan 2 buah kekuatan itu (positif dan negatif), dimana pada masa itu dikenal dengan titik kebangkitan dan titik kehancuran, atau dalam bahasa kitab bahwa hari itu adalah hari bertemunya 2 pasukan. Tentu pertanyaannya, titik kebangkitan bagi siapa? dan titik kehancuran bagi siapa? Jika titik kebangkitan bagi kekuatan yang positif terjadi maka teranglah dunia, tetapi jika titik kebangkitan bagi kekuatan yang negatif terjadi maka gelaplah dunia, dan ini merupakan siklus yang tidak pernah berhenti, mengulang sepanjang jaman, dari generasi ke generasi, hanya saja manusia tidak mau memperhatikannya, karena begitu sibuknya ngurusin tiga faktor di atas. Sebagaimana dalam sunnah Allah, Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, baik dalam alam materi maupun dalam alam kehidupan manusia. Dalam alam materi misalnya : silih bergantinya siang dan malam sesuai dengan ketetapan waktunya, ada hidup dan ada mati dan sebagainya. Dalam alam kehidupan manusia mengalami kejadian yang sama seperti alam semesta / materi. Dibalik kejadian di alam semesta ternyata terdapat tanda-tanda bagi orang-orang menggunakan akalnya. Inilah makna penting bahasa amsal/perumpamaan.
Perhatikan penjelasan di bawah ini.
Silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. Apa yang dimaksud dengan malam dan apa yang dimaksud dengan siang? Kenapa ada malam dan kenapa ada siang? Malam dan siang selalu berganti yang masing-masing mempunyai batas waktu, malam 12 jam dan siang 12 jam serta tidak akan pernah berubah baik pada zaman dahulu, sekarang maupun yang akan datang. Itulah ketetapan atau kebiasaan Allah yang disebut dengan Sunnatullah dalam alam materi. Kemudian bagaimana dengan Sunnatullah yang ada di alam kehidupan manusia (psychosocial-ociety)? Untuk dapat memahami Sunnatullah yang ada di alam kehidupan manusia, maka manusia harus bisa memahami Sunnatullah yang ada di alam materi seperti silih bergantinya malam dan siang adalah bacaan bagi manusia, karena alam merupakan kitab besar bagi umat manusia.
Silakan Saudara perhatikan Surat ke-3 ayat ke-190 dan 191
3/190 : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta silih bergantinya malam dan siang ada tanda-tanda bagi kaum yang berakal.”
3/191 : “Yaitu orang-orang yang mengingat Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.”
Sekarang kita fahami maksud dari Ayat tersebut, apa yang dimaksud dengan malam dan siang yang silih berganti dan mengingat Allah alam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.
1. Malam artinya kondisi gelap dan tidak ada cahaya dimana manusia mudah tersesat karena tidak bisa melihat, sehingga tidak dapat membedakan dan tidak tahu apa-apa, yang ada hanyalah meraba-raba. Yang dapat berfungsi sebagai cahaya dalam kehidupan manusia adalah cahaya Allah (kitab Allah). Kalau manusia meninggalkan kitab Allah, tidak menjadikannya sebagai pedoman dan petunjuk hidup, maka yang terjadi adalah kondisi kegelapan. Berarti kondisi malam hari adalah kondisi kegelapan atau kedzoliman atau kelaliman, sebab bukan hukum Allah yang diberlakukan, akan tetapi hukum manusia yang diberlakukan. Jadi kondisi malam adalah kondisi tegaknya hukum atau sistem yang bukan Allah, sehingga orang tidak dapat melihat kebenaran. Tidak dapat membedakan yang benar dan yang salah.
2. Siang artinya kondisi terang, terdapat sinar matahari yang menerangi seluruh dunia, sehingga manusia dapat melihat dan dapat membedakan sesuatu. Dalam kondisi siang hari, tidaklah mungkin manusia tersesat. Terang karena ada cahaya, karena kitab Allah sebagai cahaya, dijadikannya sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Dalam kondisi ini manusia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Kondisi yang demikian karena hukum Allah telah tegak di muka bumi. Jadi kondisi siang adalah kondisi di mana tegaknya hukum atau sistem Allah.
Jika malam melingkupi siang, maka akan terjadi perubahan besar pada tingkah laku alam dan makhluk, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Semua yang tadinya nampak jelas kini menjadi buram dan akhirnya tidak kelihatan sama sekali . Dalam kondisi yang demikian, orang tidak dapat melihat apapun, sehingga aktifitas manusia terhenti sama sekali.
2. Dalam kondisi gelap, orang tidak dapat membedakan warna, besar kecilnya barang, jenis barang maupun keindahan suatu barang. Yang ada hanyalah meraba-raba atau menduga duga.
3. Timbul rasa kantuk yang membuat orang tidur.
Kalau kita melihat dari dimensi bathinnya adalah : jika Sistem kehidupan Allah sebagai sistem kehidupan yang fitrah telah dikafiri oleh manusia, maka kehidupan yang semula terang benderang menjadi gelap gulita. Dalam kondisi itu manusia tidak dapat membedakan mana yang benar mana yang salah yang ada hanyalah kebenaran spekulatif. Manusia akan berjalan seperti orang yang berjalan di malam gelap yang tak menentu arah dan tujuan serta selalu berakhir dengan kesesatan dan kerusakan.
Keadaan sebaliknya yaitu perubahan dari gelap kepada terang. Jika hari berubah dari malam kepada siang, seluruh makhluk di bumi menyambutnya dengan suka cita. Pohon yang semula tidur, tunduk merunduk kini segar kembali, semua makhluk hewan yang mencari makan di siang hari bangun termasuk manusia didalamnya.
Demikian halnya dengan kehidupan bathin manusia, jika matahari memancarkan sinarnya pertanda akan siang, maka makhluk Allah dibumi akan menyambutnya dengan penuh semangat dan kegembiraaan. Perubahan alam adalah Sunnatullah yang tidak pernah berubah, demikian halnya pergantian atau pergiliran antara kekuasaan Allah dan kekuasaan bukan Allah (kekuasaan bangsa-bangsa) adalah Sunnatullah yang akan selalu terjadi.
Setiap umat punya batas waktu. Kita bicara masalah umat berarti bicara masalah kekuasaan. Tiap kekuasaan pasti ada ajalnya. Kehancurannya tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan. Karena ini adalah program Allah, maka tidak ada suatu kekuatan di bumi yang dapat merubah ketetapan Allah. Tidak ada suatu kekuatan pun yang bisa menghancurkan selama ajalnya belum sampai. Sebaliknya Saudara, kalau memang ajalnya sudah sampai, sekuat apapun bangsa itu, semakmur apapun dia, sepandai apapun para pemimpinnya, secanggih apapun peralatan militernya, sekuat apapun politik partainya, tetapi kalau sudah sampai ajalnya tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan. Kekuasaan bangsa-bangsa yang tadi lagi gagah-gagahnya itu, karena rumusnya dia sudah sampai umurnya hari ini, jadi sekaranglah masanya di mana kekuasaan bangsa-bangsa itu akan hancur, dan sekaranglah masanya di mana kekuasaan Allah akan tegak kembali di muka bumi. Oleh sebab itu kita hanya mengabdi kepada Allah yang pasti
Allah yang tidak main-main dalam hidup ini, yang tidak pernah berubah ketetapannya, bukan Allah yang mudah-mudahan, yang semau-maunya, tetapi yang pasti akan memenuhi janjinya.
Tatkala manusia sudah tidak sanggup lagi mencari jalan keluar untuk mengatasi konflik besar atau kemelut besar di antara mereka yang mengancam kehidupan, maka datanglah pertolongan Allah, berupa umat yang akan menjadi penengah, umat yang akan menjadi wasit dalam kemelut dunia. Kalau tidak adanya pertolongan Allah, artinya tidak adanya ummat yang bertindak sebagai wasit, maka manusia bisa punah, bangsa terbunuh dengan bangsa. Yang paling berbahaya adalah kotak-kotak etnis, dan kotak-kotak ideologi, orang yang tidak seideologi dengan mereka adalah musuh yang harus dibunuh habis, contohnya komunis, liberalis. Kita bisa melihat kotak nasionalis, bangsa Rusia menganggap bahwa orang yang bukan bangsa Rusia adalah binatang, sama pula dengan bangsa Inggris menganggap bahwa orang yang bukan bangsa Inggris boleh diperlakukan apa saja, karena dianggap binatang, demikian juga bangsa Indonesia menganggap bahwa orang yang bukan bangsa Indonesia itu sama dengan musuh bagi faham kebangsaan. Kita lihat tiap hari ada usaha untuk menghancurkan lintas banga-bangsa, dan hanya konsep langitlah yang dapat mengatasinya.
Ketahuilah! Bahwa alam dan kondisi kehidupan hari ini sudah memberikan tanda-tanda bagi manusia tentang apa yang terjadi. Bahwa sejarah akan terulang lagi, ketetapan Allah akan berlaku lagi, yaitu kebangkitan hukum Allah atau kerajaan Allah di muka bumi. Kembalinya Darussalam atau Yerussalem sebagai kota terang Allah. Bumi akan terang setelah gelap, dunia akan siang setelah malam, manusia akan keluar dari kondisi kegelapan menuju terang Allah, aman, adil, damai, dan sejahtera, serta diberkati Allah.
Tatkala manusia sudah tidak sanggup lagi mencari jalan keluar untuk mengatasi konflik besar atau kemelut besar di antara mereka yang mengancam kehidupan, maka datanglah pertolongan Allah, berupa umat yang akan menjadi penengah, umat yang akan menjadi wasit dalam kemelut dunia. Kalau tidak adanya pertolongan Allah, artinya tidak adanya ummat yang bertindak sebagai wasit, maka manusia bisa punah, bangsa terbunuh dengan bangsa. Yang paling berbahaya adalah kotak-kotak etnis, dan kotak-kotak ideologi, orang yang tidak seideologi dengan mereka adalah musuh yang harus dibunuh habis, contohnya komunis, liberalis. Kita bisa melihat kotak nasionalis, bangsa Rusia menganggap bahwa orang yang bukan bangsa Rusia adalah binatang, sama pula dengan bangsa Inggris menganggap bahwa orang yang bukan bangsa Inggris boleh diperlakukan apa saja, karena dianggap binatang, demikian juga bangsa Indonesia menganggap bahwa orang yang bukan bangsa Indonesia itu sama dengan musuh bagi faham kebangsaan. Kita lihat tiap hari ada usaha untuk menghancurkan lintas banga-bangsa, dan hanya konsep langitlah yang dapat mengatasinya.
Ketahuilah! Bahwa alam dan kondisi kehidupan hari ini sudah memberikan tanda-tanda bagi manusia tentang apa yang terjadi. Bahwa sejarah akan terulang lagi, ketetapan Allah akan berlaku lagi, yaitu kebangkitan hukum Allah atau kerajaan Allah di muka bumi. Kembalinya Darussalam atau Yerussalem sebagai kota terang Allah. Bumi akan terang setelah gelap, dunia akan siang setelah malam, manusia akan keluar dari kondisi kegelapan menuju terang Allah, aman, adil, damai, dan sejahtera, serta diberkati Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar