Bila segala sesuatunya merupakan ilusi persepsi
lantas manakah persepsi yg pasti agar kehidupan ini terbebas dari
keterikatan pada segala hal yg sifatnya imajinasi dan hal yg hanya
sugesti. Kutanya pada nanno technologi dia jawab dgn bahasa radiasi, dan
kutanya pada gelombang radio dia cerita tentang frekwensi yg
berlapis-lapis dan memiliki jalur sendiri. Kutanya pada perasaan
hati dan keinginan jiwa ini sedangkan itu masih buatan Tuhan lalu
kutanya pada Ruh dia jawab residu ruh yg terkontaminasi jiwa yg tersesat
oleh molekuler materi bumi hasilkan energi radiasi negatif yg
mengganggu lalu lintas gelombang listrik yg dikirim syaraf dgn kwalitas
sinyal yg tak lebih 1 jam cahaya sedangkan semesta raya diameternya
menggelembung dgn bentuk 9 dimensi adapun kemampuan citra potret
kehidupan baru sebatas 3 dimensi itupun sudah wah. Tuhan, ya Tuhan dgn
Ilmu Alloh yg dia karuniakan kedalam alam fikiran dan kehidupan manusia,
namun itu baru merupakan trilyunan kali lebih kecil ketimbang bumi. Aku
kesal jadi manusia tapi kekesalanku tak bikin aku gila karena zatnya,
aku benci jadi manusia namun mustahil aku bisa mensejajarkan diri dgn
Nya. Ah,.! Milih menjadi hamba dan jalani segala retorika sunnahnya
sedikit menguak misteri persepsi menuju kehakekat yg sebenar ada dan dia
ada, adanya dia ADALAH DAN ADANYA. Aku terpuaskan dalam komitmen ridho
Nya aku berjalan menuju gelombang dan arus lembut yg memandang naif
fikiran dan perasaan serta materi " KULLU MAN ALAIHA FAAN." Selamat
datang Habibie-Habibieku.!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar