PENDIDIKAN MORAL."
Tak perlu bicara atas nama ajaran Tuhan, tak perlu bicara atas nama moral bangsa tertentu dan ajaran tertentu.
Bicara tentang manusia sbg makhluk yg berakal budi dan akal fikir urusan moral, urusan etika merupakan hal yg menjadi sifat dasar makhluk yg berkepribadian manusia sekalipun ukuran pentabuan yg berhubungan dgn hal yg masuk kategori moral atau etika tidak akan pernah sama.
Itu adalah adat istiadat, kebiasaan prilaku manusia yg lahir dari kebiasaan yg tentunya tidak akan pernah sama.
Apa yg menurut budaya barat tentu belum tentu sama dan sesuai dgn apa yg diberlakukan didunia timur.
Boleh jadi apa yg halal didunia barat tidak akan dapat disamakan dgn apa yg di halalkan didunia timur demikian pula sebaliknya.
Tiap-tiap suku bangsa dan negara serta wilayah tempat tinggalnya masing-masing sudah dapat dipastikan punya standard pemberlakuan ukuran etika atau moral masing-masing.
Kambing yg menetek pada ibunya dimuka umum itu tak melanggar moral manusia krn manusia tak akan pernah terangsang pada tetek kambing betina dewasa.
Artinya tidak perlu dibuat aturan dan perundang-undangan dalam hal itu.
Seluruh binatang, baik binatang liar maupun peliharaan. Dan tanpa terkecuali apakah itu binatang buas atau binatang melata yg tidak menutupi alat kelaminnya atau bagian-bagian seksual yg berpotensi merangsang naluri pejantan untuk birahi padanya sehingga terjadilah hubungan seks sesama mereka tanpa adanya ikatan moral/etika kewajaran sbgmn mestinya manusia sbg makhluk yg beradab itu tak soal dan tak pantas dipersoalkan.
Manusia tak perlu mengedukasi para binatang-binatang baik dari jenis pejantan yg birahi maupun betinanya yg digauli.
Tak perlu atas manusia menyoal apakah prilaku tsb bermoral atau amoral itu benar-benar tak penting.
Ileh karena itu para binatang yg berada di negara dan wilayah serta bangsa manapun tetap punya hak-hak kebinatangannya utk begitu dan tak perlu melibatkan peraturan dan perundang-undangan manusia sbg hukum positif utk diterapkan kedunia binatang dan manusia tidak pantas ngiri atau risih dgn prilaku binatang yg memiliki kebiasaan tsb.
Bagi yg mau memperkosa binatang atau bagi binatang yg memperkosa binatang seharusnya tidak perlu diadakan pendekatan sangsi moral atau aturan yg mengacu pada nilai-nilai ajaran samawi.
Ini adalah hukum yg adil dan ini adalah sikap yg jelas bahwasanya tidak ada paksaan utk menjadi manusia dgn sbb telah jelas jalan hidup manusia dgn segala hak azasi manusianya dan jalan hidup binatang dgn segala naluri liar dan buasnya.
Kita didunia ini tidak hidup sendiri dan tidak hanya species manusia saja yg berhak bercokol dimuka bumi.
Kita tak perlu mengkritisi prilaku naluri kebinatangan para binatang krn tidak sesuai dgn sikap hidup moral manusia kita.
Percuma dan sia-sia terlebih lagi bila mau memberikan pendekatan ajaran Samawi.
Yg tidak wajar nenurut ukuran moral manusia itu bukan urusan binatang dan bukan pula hak dan tanggung jawab para binatang oleh karena itu tinggal kita saja selaku manusia yg selayaknya gunakan kesadaran berfikir berdasarkan moral kemanusiaan kita.
Para binatang memiliki aturan hidup sendiri dan demikian pula manusia yg punya latar belakang suku bangsa maupun ras yg berbeda.
Sebagian dari pada binatang-binatang itu ada kegunaannya bagi manusia sekalupun tidak semua binatang itu berguna bagi manusia.
Tuhan menciftakan menurut ukuran.
Duantara binatang itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan juga diantara binatang-binatang itupun ada banyak kegunaannya bagi manusia selain dari keburukan.
Binatang yg dipelihara seorang ustadz buka berarti binatang itu mampu menyerap dan memahami keilmuan yg diajarkan sang ustadz artinya tidak ada istilah binatang alim dan binatang sholeh.
Dalam kehidupan binatang hanya ada istilah binatang ternak yg sengaja dikembang biakan atau juga dikembang mulyakan dan ada juga binatang peliharaan.
Atau binatang liar dan binatang yg jinak serta binatang buas maupun binatang-binatang terlatih.
Tak perlu bicara atas nama ajaran Tuhan, tak perlu bicara atas nama moral bangsa tertentu dan ajaran tertentu.
Bicara tentang manusia sbg makhluk yg berakal budi dan akal fikir urusan moral, urusan etika merupakan hal yg menjadi sifat dasar makhluk yg berkepribadian manusia sekalipun ukuran pentabuan yg berhubungan dgn hal yg masuk kategori moral atau etika tidak akan pernah sama.
Itu adalah adat istiadat, kebiasaan prilaku manusia yg lahir dari kebiasaan yg tentunya tidak akan pernah sama.
Apa yg menurut budaya barat tentu belum tentu sama dan sesuai dgn apa yg diberlakukan didunia timur.
Boleh jadi apa yg halal didunia barat tidak akan dapat disamakan dgn apa yg di halalkan didunia timur demikian pula sebaliknya.
Tiap-tiap suku bangsa dan negara serta wilayah tempat tinggalnya masing-masing sudah dapat dipastikan punya standard pemberlakuan ukuran etika atau moral masing-masing.
Kambing yg menetek pada ibunya dimuka umum itu tak melanggar moral manusia krn manusia tak akan pernah terangsang pada tetek kambing betina dewasa.
Artinya tidak perlu dibuat aturan dan perundang-undangan dalam hal itu.
Seluruh binatang, baik binatang liar maupun peliharaan. Dan tanpa terkecuali apakah itu binatang buas atau binatang melata yg tidak menutupi alat kelaminnya atau bagian-bagian seksual yg berpotensi merangsang naluri pejantan untuk birahi padanya sehingga terjadilah hubungan seks sesama mereka tanpa adanya ikatan moral/etika kewajaran sbgmn mestinya manusia sbg makhluk yg beradab itu tak soal dan tak pantas dipersoalkan.
Manusia tak perlu mengedukasi para binatang-binatang baik dari jenis pejantan yg birahi maupun betinanya yg digauli.
Tak perlu atas manusia menyoal apakah prilaku tsb bermoral atau amoral itu benar-benar tak penting.
Ileh karena itu para binatang yg berada di negara dan wilayah serta bangsa manapun tetap punya hak-hak kebinatangannya utk begitu dan tak perlu melibatkan peraturan dan perundang-undangan manusia sbg hukum positif utk diterapkan kedunia binatang dan manusia tidak pantas ngiri atau risih dgn prilaku binatang yg memiliki kebiasaan tsb.
Bagi yg mau memperkosa binatang atau bagi binatang yg memperkosa binatang seharusnya tidak perlu diadakan pendekatan sangsi moral atau aturan yg mengacu pada nilai-nilai ajaran samawi.
Ini adalah hukum yg adil dan ini adalah sikap yg jelas bahwasanya tidak ada paksaan utk menjadi manusia dgn sbb telah jelas jalan hidup manusia dgn segala hak azasi manusianya dan jalan hidup binatang dgn segala naluri liar dan buasnya.
Kita didunia ini tidak hidup sendiri dan tidak hanya species manusia saja yg berhak bercokol dimuka bumi.
Kita tak perlu mengkritisi prilaku naluri kebinatangan para binatang krn tidak sesuai dgn sikap hidup moral manusia kita.
Percuma dan sia-sia terlebih lagi bila mau memberikan pendekatan ajaran Samawi.
Yg tidak wajar nenurut ukuran moral manusia itu bukan urusan binatang dan bukan pula hak dan tanggung jawab para binatang oleh karena itu tinggal kita saja selaku manusia yg selayaknya gunakan kesadaran berfikir berdasarkan moral kemanusiaan kita.
Para binatang memiliki aturan hidup sendiri dan demikian pula manusia yg punya latar belakang suku bangsa maupun ras yg berbeda.
Sebagian dari pada binatang-binatang itu ada kegunaannya bagi manusia sekalupun tidak semua binatang itu berguna bagi manusia.
Tuhan menciftakan menurut ukuran.
Duantara binatang itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan juga diantara binatang-binatang itupun ada banyak kegunaannya bagi manusia selain dari keburukan.
Binatang yg dipelihara seorang ustadz buka berarti binatang itu mampu menyerap dan memahami keilmuan yg diajarkan sang ustadz artinya tidak ada istilah binatang alim dan binatang sholeh.
Dalam kehidupan binatang hanya ada istilah binatang ternak yg sengaja dikembang biakan atau juga dikembang mulyakan dan ada juga binatang peliharaan.
Atau binatang liar dan binatang yg jinak serta binatang buas maupun binatang-binatang terlatih.
PENDIDIKAN MORAL 2."
NABI NUH AS.
NABI SULAIMAN AS.
NABI ISMAIL AS.
Merupakan contoh pandangan manusia dalam menyikapi interaksi antara manusia dan binatang.
Pada masa Nuh AS. para binatang yg berada didalam penampungan bahteranya juga memiliki kemampuan dan pengertian komunikasi dalam bahasa manusia.
Dan pada kisah Nuh tsb sebenarnya kemuakan Nuh akan keadaan didalam kapalnya benar-benar bikin dia menjadi mabok dan mual hingga nyaris muntah.
Hal itu tentu saja dapat kita mengerti prihal apa dan bagaimana keadaan yg dialami Nuh kala itu.
Aroma busuk tubuh binatang yg tak pernah mandi, boro-boro berwudhu untuk mengerjakan Sholat itupun sudah jadi alasan penyebab Nabi Nuh AS merasa mual dan mau muntah.
Ditambah prilaku kebiasaan binatang yg makan dan buang kotoran sembarangan didalam kapal tentu itu lebih memperparah keadaan munculnya herbagai aroma kebusukan ditempat tsb.
Dan selain itu gulungan arus deras gelombang bah yg membanjiri wilayah daratan dimana tempat beradanya Bahtera nuh jelas menimbulka n berbagai goncangan yg menggoncang Nuh serta Bahteranya.
Terombang ambing tanpa arah dan tujuan terbawa arus bah Bahtera yg dinahkodai Nabi Nuh tsb mengarungi jalan hidupnya bersama manusia, jin, iblis serta para binatang yg diangkut bahteranya.
Kisah Nabi Nuh tsb seharusnya dapat kita jadikan gambaran betapa dilematisnya diplomasi yg harus digunakan sbg sarana komunikasi saat itu.
Jelas dan nyata bahwasanya "BHINEKA TUNGGAL IKA."
Amatlah penting utk dijadikan acuan komunikasi sosial agar tidak memunculkan keliaran yg tak terkendali didalam bahtera yg dia nahkodai tsb.
Menghadapi para kambing, para babi, para anjing, para monyet, para sapi, para keledai, para burung, dqn para hadirin wal hadirot yg dikedepankan tentu saja pakan ternak dan bahasa masing-masing.
Artinya tidak pantas memberikan pakan ternak yg bukan menjadi pakan ternak species masing-masing.
Bagi Herbivora tentu saja dedaunan dan biji-bijian.
Bagi Karnivora tentu juga duberi daging-dagingan.
Dan Omnivora pemakan segalanya sbgmn jenis makhluk manusia tentu akan diberikan hak-hak Omnivoranya.
Manusia selaku makhluk Omnivora atau hewan yg cerdas pemakan segalanya sudah tidak mengherankan lagi bila memiliki kecenderungan suka memakan apa saja.
Manusia suka memakan darah dagingnya sendiri.
Suka memakan uang rakyat.
Suka makan sumpah.
Suka makan teman
Dan suka makan biji-bijian
Daun-daunan,
Kacang-kacangan
Dan darah serta daging maupun keringat sejenisnya.
Tidak mengherankan kebuasan dan kerakusan manusia bila bisa berlaku buas dan jahat perangainya melebihi BINATANG.!!!...
NABI NUH AS.
NABI SULAIMAN AS.
NABI ISMAIL AS.
Merupakan contoh pandangan manusia dalam menyikapi interaksi antara manusia dan binatang.
Pada masa Nuh AS. para binatang yg berada didalam penampungan bahteranya juga memiliki kemampuan dan pengertian komunikasi dalam bahasa manusia.
Dan pada kisah Nuh tsb sebenarnya kemuakan Nuh akan keadaan didalam kapalnya benar-benar bikin dia menjadi mabok dan mual hingga nyaris muntah.
Hal itu tentu saja dapat kita mengerti prihal apa dan bagaimana keadaan yg dialami Nuh kala itu.
Aroma busuk tubuh binatang yg tak pernah mandi, boro-boro berwudhu untuk mengerjakan Sholat itupun sudah jadi alasan penyebab Nabi Nuh AS merasa mual dan mau muntah.
Ditambah prilaku kebiasaan binatang yg makan dan buang kotoran sembarangan didalam kapal tentu itu lebih memperparah keadaan munculnya herbagai aroma kebusukan ditempat tsb.
Dan selain itu gulungan arus deras gelombang bah yg membanjiri wilayah daratan dimana tempat beradanya Bahtera nuh jelas menimbulka n berbagai goncangan yg menggoncang Nuh serta Bahteranya.
Terombang ambing tanpa arah dan tujuan terbawa arus bah Bahtera yg dinahkodai Nabi Nuh tsb mengarungi jalan hidupnya bersama manusia, jin, iblis serta para binatang yg diangkut bahteranya.
Kisah Nabi Nuh tsb seharusnya dapat kita jadikan gambaran betapa dilematisnya diplomasi yg harus digunakan sbg sarana komunikasi saat itu.
Jelas dan nyata bahwasanya "BHINEKA TUNGGAL IKA."
Amatlah penting utk dijadikan acuan komunikasi sosial agar tidak memunculkan keliaran yg tak terkendali didalam bahtera yg dia nahkodai tsb.
Menghadapi para kambing, para babi, para anjing, para monyet, para sapi, para keledai, para burung, dqn para hadirin wal hadirot yg dikedepankan tentu saja pakan ternak dan bahasa masing-masing.
Artinya tidak pantas memberikan pakan ternak yg bukan menjadi pakan ternak species masing-masing.
Bagi Herbivora tentu saja dedaunan dan biji-bijian.
Bagi Karnivora tentu juga duberi daging-dagingan.
Dan Omnivora pemakan segalanya sbgmn jenis makhluk manusia tentu akan diberikan hak-hak Omnivoranya.
Manusia selaku makhluk Omnivora atau hewan yg cerdas pemakan segalanya sudah tidak mengherankan lagi bila memiliki kecenderungan suka memakan apa saja.
Manusia suka memakan darah dagingnya sendiri.
Suka memakan uang rakyat.
Suka makan sumpah.
Suka makan teman
Dan suka makan biji-bijian
Daun-daunan,
Kacang-kacangan
Dan darah serta daging maupun keringat sejenisnya.
Tidak mengherankan kebuasan dan kerakusan manusia bila bisa berlaku buas dan jahat perangainya melebihi BINATANG.!!!...
PENDIDIKAN MORAL 3."
Selanjutnya adalah Nabi Sulaiman AS.
Nabi Sulaiman AS adalah Nabi yg mampu mengendalikan tidak hanya makhluk ciftaan Tuhan spt Nabi Nuh AS.
Mukjizat Nabi Sulaiman pun memiliki kemampuan utk menundukan angin yg berhembus sesuai kehendaknya dgn arah yg telah dia atur yg selalu sesuai tujuannya.
Selain itu Nabi Sulaiman juga menundukan berbagai jenis makhluk seperti Setan-setan yg menyelam kedasar lautan masyarakat yg paling dalam utk memungut mutiara yg berharga dan juga menundukan Jin dan Binatang-binatang baik binatang buas, binatang liar, binatang ternak, binatang merayap, binatang melata tanpa terkecuali manusia jelata dan masyarakat yg hidupnya suka latah dan Uzza serta Manaa dan Bal.
Nabi inipun benar-benar mengerti bahasa binatang dan mampu berkomunikasi serta mengkondisikan para binatang tsb sesuai arahan yg dia kehendaki.
Kita patut mencari tahu apa dan bagaimana cara sang Nabi hingga bisa mengumpulkan aneka jenis makhluk Tuhan yg terdiri dari berbagai jenis ras dan latar belakang budaya serta suku dan agama dapat hidup harmonis.
Manusia yg menjadi pengikut Nabi Sulaiman tidak sampai disesatkan oleh para setan.
Demikian pula Ulama yg menjadi penasihat spiritual Nabi Sulaiman yakni ASHIF BIN BARKHOYA tidak sampai menggunakan kemampuan ilmunya yg menguasai ilmu-ilmu Kitabulloh utk menyerang para Setan dan Jin.
Dan selain itu mereka dapat hidup berdampingan meski terdiri dari berbagai jenis binatang yg sedikitpun tak pernah ada kasus keributan atau tawuran dan perang serta saling memangsa sesama binatang. Tanpa terkecuali binatang yg menjadi musuh alami atau mangsa alami itu dapat hidup berdampingan dgn para binatang predatornya.
Boleh jadi system yg diterapkan Nabi Sulaiman itu serupa dgn system "BHINEKA TUNGGAL IKA"
Yang artinya." BERBEDA-BEDA TETAP SATU JUA."
Logis bukan.!!!.....Meski yg dipimpin oleh Nabi Sulaiman tidak hanya makhluk dari jenis manisia saja melainkan dari berbagai jenis namun tetap menjadi suatu komunitas yg satu padu.
Mengapa para binatang predator tsb tidak sampai memangsa, mangsa alaminya.?!!....
Dan mengapa binatang liar dan buas tidak sampai berseteru kedengan musuh alaminya.?!!....
Dan mengapa Jin, manusia dan Setan tidak saling ganggu pada saat dibawah kepemimpinan Nabi Sulaiman.
Hal itu tidak terlepas dari istilah sebutan Sulayman/Salomon/Salomo/Salom/Salam/Salaman yg biasa dilanjutkan sebutannya dikalangan masyarakat Sunda menjadi Salaman Saliman Salumun.
Selamat-Sejahtera dan Damai.!!!.....
Keajaiban Nabi Sulaiman yg memimpin makhluk Tuhan tanpa ada gesekan satu ke dgn lainnya itu berkat karakter Nama kenabiannya yg SALAM/SALOM=Selamat, Sejahtera, Dan
Damai
Selanjutnya adalah Nabi Sulaiman AS.
Nabi Sulaiman AS adalah Nabi yg mampu mengendalikan tidak hanya makhluk ciftaan Tuhan spt Nabi Nuh AS.
Mukjizat Nabi Sulaiman pun memiliki kemampuan utk menundukan angin yg berhembus sesuai kehendaknya dgn arah yg telah dia atur yg selalu sesuai tujuannya.
Selain itu Nabi Sulaiman juga menundukan berbagai jenis makhluk seperti Setan-setan yg menyelam kedasar lautan masyarakat yg paling dalam utk memungut mutiara yg berharga dan juga menundukan Jin dan Binatang-binatang baik binatang buas, binatang liar, binatang ternak, binatang merayap, binatang melata tanpa terkecuali manusia jelata dan masyarakat yg hidupnya suka latah dan Uzza serta Manaa dan Bal.
Nabi inipun benar-benar mengerti bahasa binatang dan mampu berkomunikasi serta mengkondisikan para binatang tsb sesuai arahan yg dia kehendaki.
Kita patut mencari tahu apa dan bagaimana cara sang Nabi hingga bisa mengumpulkan aneka jenis makhluk Tuhan yg terdiri dari berbagai jenis ras dan latar belakang budaya serta suku dan agama dapat hidup harmonis.
Manusia yg menjadi pengikut Nabi Sulaiman tidak sampai disesatkan oleh para setan.
Demikian pula Ulama yg menjadi penasihat spiritual Nabi Sulaiman yakni ASHIF BIN BARKHOYA tidak sampai menggunakan kemampuan ilmunya yg menguasai ilmu-ilmu Kitabulloh utk menyerang para Setan dan Jin.
Dan selain itu mereka dapat hidup berdampingan meski terdiri dari berbagai jenis binatang yg sedikitpun tak pernah ada kasus keributan atau tawuran dan perang serta saling memangsa sesama binatang. Tanpa terkecuali binatang yg menjadi musuh alami atau mangsa alami itu dapat hidup berdampingan dgn para binatang predatornya.
Boleh jadi system yg diterapkan Nabi Sulaiman itu serupa dgn system "BHINEKA TUNGGAL IKA"
Yang artinya." BERBEDA-BEDA TETAP SATU JUA."
Logis bukan.!!!.....Meski yg dipimpin oleh Nabi Sulaiman tidak hanya makhluk dari jenis manisia saja melainkan dari berbagai jenis namun tetap menjadi suatu komunitas yg satu padu.
Mengapa para binatang predator tsb tidak sampai memangsa, mangsa alaminya.?!!....
Dan mengapa binatang liar dan buas tidak sampai berseteru kedengan musuh alaminya.?!!....
Dan mengapa Jin, manusia dan Setan tidak saling ganggu pada saat dibawah kepemimpinan Nabi Sulaiman.
Hal itu tidak terlepas dari istilah sebutan Sulayman/Salomon/Salomo/Salom/Salam/Salaman yg biasa dilanjutkan sebutannya dikalangan masyarakat Sunda menjadi Salaman Saliman Salumun.
Selamat-Sejahtera dan Damai.!!!.....
Keajaiban Nabi Sulaiman yg memimpin makhluk Tuhan tanpa ada gesekan satu ke dgn lainnya itu berkat karakter Nama kenabiannya yg SALAM/SALOM=Selamat, Sejahtera, Dan
Damai
" PENDIDIKAN MORAL 4."
Bagaimana mungkin bila kesejahteraan makhluk-makhluk Tuhan sudah terpenuhi akan menimbulkan kekacauan.?!!.....
Maka wajar bila kompak menjadi komunitas yg Damai dan Selamat hingga tak terjadi saling menyesatkan, saling memangsa dan perseteruan sesama mrk.
Maka dari itu wajar bila hal tsb dianggap manusia suatu yg mustahil terwujud,
namun itu tidak berlaku bagi Mukjizat Nabi Sulaiman AS.
Begitulah nyatanya dan begitulah adanya ISLAM akan kembali asing sbgmn datangnya oleh karena itu kisah Nabi Sulaiman tsb kerupakan suatu kisah yg aneh sbgmn anehnya cara hidup dan perjalanan hidup IKAN SALMON yg gemar melawan arus.
Mungkin diantara kita masih ingat kasus ketika Nabi Sulaiman mengadakan sidak kejajaran dan kepasukannya.
Dan kala itu dia tidak menemukan BURUNG HUD-HUD masuk daftar absen alias BURUNG HUD-HUD Alpa dari barisan.
Burung yg membawa petunjuk-petunjuk berupa kabar Burung (BURUNG HUD-HUD) ketika akan diberi sangsi akibat ketidak hadirannya ternyata mengajukan pembelaan diri dgn berbagai argumen berdasarkan PETUNJUK KABAR BURUNG seputar keberadaran BALQIS.
Sekirannya petunjuk-petunjuk kabar burung yg diberikan (BURUNG HUD-HUD) tsb tidak berdasar dan tidak dapat dibiktikan kebenarannya maka konsekwensi yg akan diterimanya jelas berakibat fatal bagi jajaran burung tsb.
Sangsi yg akan diberi bisa berupa CAMBUKAN (RAJAM) atau pemotongan anggaran (DISEMBELIH) alokasi dana oprasionalnya bahkan bisa sampai pemecatan.
Maka Nabi Sulaimanpun menayangkan SURAT KEPUTUSAN yg ditujukan kepada BALQIS.
Setelah dilayangkan surat tsb dan setelah terbukti kebenarannya maka Nabi Sulaimanpun membebaskan BURUNG HUD-HUD dari segalam ancaman sangsi.
Bagaimana mungkin bila kesejahteraan makhluk-makhluk Tuhan sudah terpenuhi akan menimbulkan kekacauan.?!!.....
Maka wajar bila kompak menjadi komunitas yg Damai dan Selamat hingga tak terjadi saling menyesatkan, saling memangsa dan perseteruan sesama mrk.
Maka dari itu wajar bila hal tsb dianggap manusia suatu yg mustahil terwujud,
namun itu tidak berlaku bagi Mukjizat Nabi Sulaiman AS.
Begitulah nyatanya dan begitulah adanya ISLAM akan kembali asing sbgmn datangnya oleh karena itu kisah Nabi Sulaiman tsb kerupakan suatu kisah yg aneh sbgmn anehnya cara hidup dan perjalanan hidup IKAN SALMON yg gemar melawan arus.
Mungkin diantara kita masih ingat kasus ketika Nabi Sulaiman mengadakan sidak kejajaran dan kepasukannya.
Dan kala itu dia tidak menemukan BURUNG HUD-HUD masuk daftar absen alias BURUNG HUD-HUD Alpa dari barisan.
Burung yg membawa petunjuk-petunjuk berupa kabar Burung (BURUNG HUD-HUD) ketika akan diberi sangsi akibat ketidak hadirannya ternyata mengajukan pembelaan diri dgn berbagai argumen berdasarkan PETUNJUK KABAR BURUNG seputar keberadaran BALQIS.
Sekirannya petunjuk-petunjuk kabar burung yg diberikan (BURUNG HUD-HUD) tsb tidak berdasar dan tidak dapat dibiktikan kebenarannya maka konsekwensi yg akan diterimanya jelas berakibat fatal bagi jajaran burung tsb.
Sangsi yg akan diberi bisa berupa CAMBUKAN (RAJAM) atau pemotongan anggaran (DISEMBELIH) alokasi dana oprasionalnya bahkan bisa sampai pemecatan.
Maka Nabi Sulaimanpun menayangkan SURAT KEPUTUSAN yg ditujukan kepada BALQIS.
Setelah dilayangkan surat tsb dan setelah terbukti kebenarannya maka Nabi Sulaimanpun membebaskan BURUNG HUD-HUD dari segalam ancaman sangsi.
" PENDIDIKAN MORAL 5."
Nabi Ismail dgn Mukjizatnya yg juga mampu menundukkan binatang liar dan jago dalam hal memilih jenis kuda pilihan.
Karena keasyikannya dan cintanya kepada binatang peliharaan kesayangannya tsb Nabi Ismail AS mendapat teguran dgn sbb dia melalaikan tanggung jawabnya dalam urusan Sholat.
Dan demikian moral manusia yg senantiasa mendapat ujian sbg tolok ukur kwalitas sumber daya manusianya.
Artinya utk urusan tsb berlaku bagi segenap manusia yg tidak hanya dialami oleh kalangan umat pada umumnya akan tetapi berlaku juga terhadap Nabi-nabi Alloh tanpa terkecuali.
Jelas sudah bahwasanya ujian itu bukanlah hal yg sifatnya bencana serta kerugian yg harus dihadapi melainkan sesuatu yg sifatnya pengalaman yg berhubungan dgn daya tahan mental manusia agar tingkatan dan kwalitasnya mengalami peningkatan moral utk meningkatkan derajat status sosial umat/kenaikkan kelas sosial.
Ujian hanya berhubungan dgn stress dan pengendalian stress yg dilakukan dgn baik dan benar hasilkan pengalaman dan pengetahuan sbg bekal kehidupan bukan derita nestapa atau terjerumusnya manusia kedalam perbuatan yg irasional terlebih lagi bila sampai depresi atau gila.
Lucunya bencana dan derita bahkan kematian yg menjadi hisab buruk akibat ketololan sikap hidup manusia baik yg bersifat individual maupun massal justru diartikan sbg ujian dari Tuhan padahal kenyataannya malah hal2 yg merugikan dan kebinasaan atas suatu kaum atau umat atau pribadi yg mengaku atau dianggap telah mendapat ujian agar tahan uji dan teruji sebelum tampak kwalitas manusianya.
TOLOOL BIN DUNGU BIN MENJIJIKAN BILA KEHANCURAN, KEBANGKRUTAN, KERUGIAN, PENDERITAAN AKIBAT KETIDAK BERAKALAN POLA HIDUP MAUPUN PERBUATAN MANUSIA SEHINGGA HARUS MENERIMA KONSEKWENSI BURUK TSB DIANGGAP UJIAN DARI TUHAN SEKALIPUN DIA TIDAK MASUK DALAM KOMUNITAS YG BERIMAN DAN BERTUHAN. HAL ITU SERUPA ORANG YG PUSING KEPALA AKIBAT BENTURAN KERAS MENGAKU ATAU DIANGGAP TELAH MENGHADAPI UJIAN DISEKOLAH SEKALIPUN DIA BUKANLAH PELAJAR ATAU TIDAK BERSEKOLAH.!!!....
LEBIH GILANYA LAGI ORANG YG MENDAPAT BENTURAN KERAS DIKEPALA HINGGA BENJOL TSB LALU BENJOL DIKEPALANYA ITU DIANGGAP SBG BUKTI NYATA HASIL UJIAN. MAKA SETIAP MENDAPAT BENTURAN MASALAH YG MENYEBABKAN KEPALANYA PUSING SERTA NYERIH DGN SEGALA BENJOLAN BEKAS BENTURAN TSB MEREKA NIKMATI DGN ANGGAPAN BAHWASANYA DIRINYA SEDANG ALAMI UJIAN.
DAN UJIAN DEMI UJIAN TSB TERUS TERJADI DALAM BENTUK BENTURAN YG HASILKAN BENJOLAN DEMI BENJOLAN YG SIFATNYA HANYA BERBEDA TEMPAT BENJOLNYA SAJA.
SEMOGA MEREKA PADA GEGAR OTAK DGN SBB UJIAN SEMACAM ITU.!!!.,,,,
Nabi Ismail dgn Mukjizatnya yg juga mampu menundukkan binatang liar dan jago dalam hal memilih jenis kuda pilihan.
Karena keasyikannya dan cintanya kepada binatang peliharaan kesayangannya tsb Nabi Ismail AS mendapat teguran dgn sbb dia melalaikan tanggung jawabnya dalam urusan Sholat.
Dan demikian moral manusia yg senantiasa mendapat ujian sbg tolok ukur kwalitas sumber daya manusianya.
Artinya utk urusan tsb berlaku bagi segenap manusia yg tidak hanya dialami oleh kalangan umat pada umumnya akan tetapi berlaku juga terhadap Nabi-nabi Alloh tanpa terkecuali.
Jelas sudah bahwasanya ujian itu bukanlah hal yg sifatnya bencana serta kerugian yg harus dihadapi melainkan sesuatu yg sifatnya pengalaman yg berhubungan dgn daya tahan mental manusia agar tingkatan dan kwalitasnya mengalami peningkatan moral utk meningkatkan derajat status sosial umat/kenaikkan kelas sosial.
Ujian hanya berhubungan dgn stress dan pengendalian stress yg dilakukan dgn baik dan benar hasilkan pengalaman dan pengetahuan sbg bekal kehidupan bukan derita nestapa atau terjerumusnya manusia kedalam perbuatan yg irasional terlebih lagi bila sampai depresi atau gila.
Lucunya bencana dan derita bahkan kematian yg menjadi hisab buruk akibat ketololan sikap hidup manusia baik yg bersifat individual maupun massal justru diartikan sbg ujian dari Tuhan padahal kenyataannya malah hal2 yg merugikan dan kebinasaan atas suatu kaum atau umat atau pribadi yg mengaku atau dianggap telah mendapat ujian agar tahan uji dan teruji sebelum tampak kwalitas manusianya.
TOLOOL BIN DUNGU BIN MENJIJIKAN BILA KEHANCURAN, KEBANGKRUTAN, KERUGIAN, PENDERITAAN AKIBAT KETIDAK BERAKALAN POLA HIDUP MAUPUN PERBUATAN MANUSIA SEHINGGA HARUS MENERIMA KONSEKWENSI BURUK TSB DIANGGAP UJIAN DARI TUHAN SEKALIPUN DIA TIDAK MASUK DALAM KOMUNITAS YG BERIMAN DAN BERTUHAN. HAL ITU SERUPA ORANG YG PUSING KEPALA AKIBAT BENTURAN KERAS MENGAKU ATAU DIANGGAP TELAH MENGHADAPI UJIAN DISEKOLAH SEKALIPUN DIA BUKANLAH PELAJAR ATAU TIDAK BERSEKOLAH.!!!....
LEBIH GILANYA LAGI ORANG YG MENDAPAT BENTURAN KERAS DIKEPALA HINGGA BENJOL TSB LALU BENJOL DIKEPALANYA ITU DIANGGAP SBG BUKTI NYATA HASIL UJIAN. MAKA SETIAP MENDAPAT BENTURAN MASALAH YG MENYEBABKAN KEPALANYA PUSING SERTA NYERIH DGN SEGALA BENJOLAN BEKAS BENTURAN TSB MEREKA NIKMATI DGN ANGGAPAN BAHWASANYA DIRINYA SEDANG ALAMI UJIAN.
DAN UJIAN DEMI UJIAN TSB TERUS TERJADI DALAM BENTUK BENTURAN YG HASILKAN BENJOLAN DEMI BENJOLAN YG SIFATNYA HANYA BERBEDA TEMPAT BENJOLNYA SAJA.
SEMOGA MEREKA PADA GEGAR OTAK DGN SBB UJIAN SEMACAM ITU.!!!.,,,,
" PENDIDIKAN MORAL.6."
Ada istilah Aqidah dan ada pula istilah Adab. Ada istilah Akhlaq.
Ada istilah Sifat juga istilah Tabi'at.
Tapi semua istilah tsb tidak berguna dibuat banyak-banyak dgn sebab pengertiannya dianggap sama dan dijadikan sama saja yaitu utk orang yg rajin lakukan ritual sholat 5 waktu akan disebut sbg orang yg baik akhlaknya, baik aqidahnya dan baik tabi'at serta sifatnya.
Aku heran koq bisa bgt, apakah ajaran hadits yg salah atau informasi yg disampaikan kpd umat saja yg ngarang dan tak jelas.
"HANYA KEBENARAN YG SEBENARNYALAH YG TAHU."
Bicara soal moral, bicara soal etika dan bicara tentang baik dan buruk serta benar dan salah tanpa terkecuali urusan kepantasan dan tidaknya utk itu tak perlu melibatkan ajaran Samawi dgn sbb semua manusia pun tahu dan mengerti.
Adapun bisa terjadinya suatu tindaklah yg keluar dari kewajaran nilai-nilai kemanusiaan yg semestinya atau tindakkan yg bertentangan dgn norma atau etika yg wajar dilingkungan masyarakat manusia, itu bukan karena orang tsb tidak mengetahui ajaran Samawi ataupun tidaknya melainkan akibat dorongan akal sehat dan akal fikir yg kalah dari rongrongan hawa nafsu/selera yakni kecenderunhan ingin melakukan.
Kecenderungan naluri kebinatangan itulah yg menjerumuskan manusia kedalam prilaku yg bertolak belakang dgn nilai-nilai kemanusiaan.
INI ADALAH FAKTA.!!!..........
Apakah karena manusia memiliki agama lantas dia dapat dimaklumi sedangkan yg tidak beragama tidak dibenarkan sama sekali.
Apakah hanya karena mereka beragama maka segala perbuatan baiknya akan dianggap istimewa dan berakhlak sedangkan yg tidak beragama maka dianggap tak layak dapatkan apa-apa karena dianggap aneh.
Seharusnya hal tsb terbalik yakni bahwasanya orang yg beragama itu menjadi lumrah bila berbuat baik krn tidak mengherankan dan istimewa dgn sebab wajar atas orang yg beragama utk itu dan sebaliknya patut menjadi keheranan bila ada orang yg beragama namun perbuatannya tidak sesuai dgn nilai ajaran agama
Adapun mereka yg tak beragama namun berbuat dgn perbuatan yg mulya atau berbuat baik seharusnya hal tsb yg menjadi keheranan dan sudah sewajarnya bila mereka melakukan kejahatan karena memang mereka tidak memiliki moral keTuhanan.
Bila binatang telanjang, bila binatang berseteru. Memangsa. Membunuh. Memperkosa dsbnya itu wajar bahkan tak berTuhanpun wajar karena kebinatangannya.
Ada istilah Aqidah dan ada pula istilah Adab. Ada istilah Akhlaq.
Ada istilah Sifat juga istilah Tabi'at.
Tapi semua istilah tsb tidak berguna dibuat banyak-banyak dgn sebab pengertiannya dianggap sama dan dijadikan sama saja yaitu utk orang yg rajin lakukan ritual sholat 5 waktu akan disebut sbg orang yg baik akhlaknya, baik aqidahnya dan baik tabi'at serta sifatnya.
Aku heran koq bisa bgt, apakah ajaran hadits yg salah atau informasi yg disampaikan kpd umat saja yg ngarang dan tak jelas.
"HANYA KEBENARAN YG SEBENARNYALAH YG TAHU."
Bicara soal moral, bicara soal etika dan bicara tentang baik dan buruk serta benar dan salah tanpa terkecuali urusan kepantasan dan tidaknya utk itu tak perlu melibatkan ajaran Samawi dgn sbb semua manusia pun tahu dan mengerti.
Adapun bisa terjadinya suatu tindaklah yg keluar dari kewajaran nilai-nilai kemanusiaan yg semestinya atau tindakkan yg bertentangan dgn norma atau etika yg wajar dilingkungan masyarakat manusia, itu bukan karena orang tsb tidak mengetahui ajaran Samawi ataupun tidaknya melainkan akibat dorongan akal sehat dan akal fikir yg kalah dari rongrongan hawa nafsu/selera yakni kecenderunhan ingin melakukan.
Kecenderungan naluri kebinatangan itulah yg menjerumuskan manusia kedalam prilaku yg bertolak belakang dgn nilai-nilai kemanusiaan.
INI ADALAH FAKTA.!!!..........
Apakah karena manusia memiliki agama lantas dia dapat dimaklumi sedangkan yg tidak beragama tidak dibenarkan sama sekali.
Apakah hanya karena mereka beragama maka segala perbuatan baiknya akan dianggap istimewa dan berakhlak sedangkan yg tidak beragama maka dianggap tak layak dapatkan apa-apa karena dianggap aneh.
Seharusnya hal tsb terbalik yakni bahwasanya orang yg beragama itu menjadi lumrah bila berbuat baik krn tidak mengherankan dan istimewa dgn sebab wajar atas orang yg beragama utk itu dan sebaliknya patut menjadi keheranan bila ada orang yg beragama namun perbuatannya tidak sesuai dgn nilai ajaran agama
Adapun mereka yg tak beragama namun berbuat dgn perbuatan yg mulya atau berbuat baik seharusnya hal tsb yg menjadi keheranan dan sudah sewajarnya bila mereka melakukan kejahatan karena memang mereka tidak memiliki moral keTuhanan.
Bila binatang telanjang, bila binatang berseteru. Memangsa. Membunuh. Memperkosa dsbnya itu wajar bahkan tak berTuhanpun wajar karena kebinatangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar