Kamis, 10 September 2015

رَبّ / PENGATUR **ROBB = TUAN / BOSS

Rob = Tuan = Majikan = Pengatur
Makna kata 'Rob' yang sesungguhnya adalah Tuan [lihat QS Yusuf (12):42]. Tuan adalah boss yang berkuasa, yang mengatur kehidupan manusia. Dia lah 'majikan' kita tempat kita bekerja, mengabdi dan berbakti. Kita hanyalah budak atau hamba-Nya dan tugas utama seorang budak adalah mengikuti segala keinginan majikannya dan tunduk patuh kepada segala peraturan yang dibuat oleh tuannya. Seorang budak adalah milik tuannya dan tidak boleh mengharapkan apa-apa dari pemiliknya
Makna di atas sangat bertolak belakang dengan makna Rob sebagai Tuhan yang ada di pikiran kebanyakan manusia. Bagi mereka, sosok Tuhan hanya ada pada agama dan tempat-Nya berada di langit. Menemui Dia di bumi hanya bisa di rumah-rumah peribadatan. Menyenangkan hati-Nya adalah dengan cara menyembahnya, melalui segala bentuk ritual pemujaan dan memuji-Nya dengan perkataan bukan dengan perbuatan. Kalaupun dilakukan dengan perbuatan, para pengikutya mengharapkan imbalan berupa pahala atau point yang dikumpulkan sebagai tiket untuk masuk surga, nanti di alam sesudah mereka mati.
Sesungguhnya, amstal atau kata perumpamaan 'budak' atau 'hamba' adalah personifikasi yang seharusnya menjadi mudah untuk dipahami bagi manusia. Namun yang ada justru menyesatkan kebanyakan orang [QS An-Nahl (16):75].
Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan dalam hidupnya [Lukas 16:13]. Artinya, manusia tidak boleh mengabdi kepada yang lain selain Tuan semesta alam. Karena ini adalah perbuatan syirik atau perbuatan mempersekutukan sang majikan. Syirik adalah dosa yang tidak diampuni oleh-Nya [QS An-Nisaa (4): 116]. Bila mempunyai dua tuan saja dilarang, apalagi mempunyai lebih dari itu.
Namun pada hari ini, tidak ada satu manusia pun yang merasa dirinya melakukan perbuatan syirik, karena arti kata syirik menurut para ahlul kitab adalah 'menyembah' selain Tuhan. Para penganut agama, apapun itu agamanya, merasa sudah 'menyembah' hanya kepada satu Tuhan. Tetapi dalam hidupnya, mereka 'mengabdi' kepada tuan-tuan yang lain, berbakti kepada yang lain. Mereka hidup mengikuti keinginannya sendiri, dimana dirinya telah menjadi tuan yang diabdi dalam hidupnya.
Manusia yang mempunyai banyak 'tuan' adalah manusia yang kotor. Kata 'kotor' di sini bukanlah dalam bentuk fisik (harfiah) melainkan 'kotor pikirannya' (qolbunya). Untuk kembali menjadi budak/hamba-Nya yang dimana adalah fitrah sejati manusia, mereka harus 'membunuh dirinya'. Maksudnya adalah membunuh hawa nafsu yang menjadi tuan dalam pikirannya. Menurut-Nya, manusia yang bertuan kan hawa nafsunya tidak beda derajatnya dengan binatang ternak, bahkan lebih rendah lagi [QS Al-Furqon (25):43-44].
Bila mayoritas manusia sudah kembali menjadi kotor pikirannya, kembali hidup seperti binatang ternak dan tidak lagi menjadikan-Nya sebagai boss yang berkuasa di bumi, mungkinkah sang majikan membiarkan keadaaan ini begitu saja selamanya? Pastinya tidak. Dia pasti akan membangkitkan kembali seorang anak manusia yang ditunjuk sebagai wakil-Nya di bumi, yang bekerja atas nama-Nya.
Tugas semua Rasul adalah mensucikan manusia. Bukan mensucikan fisiknya, tetapi mensucikan qolbunya (pikirannya). Yaitu dengan membebaskan mental perbudakan manusia kepada manusia. Rasul tidak mengajarkan agama, tetapi mengajarkan manusia untuk hanya mengabdi dan tunduk patuh kepada-Nya. Mengajak manusia untuk kembali menjadi budak-Nya, karena itulah esensi atau fitrah manusia yang sesungguhnya. Inilah esensi yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim sebagai bapak dari para Rasul, yaitu untuk tunduk patuh kepada Tuan semesta alam [QS Al-Baqoroh (2):131].
Maha benar Tuan dengan semua perkataan-Nya
REFERENSI:
QS Yusus (12): 42
Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat diantara mereka berdua: "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu". Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya.
QS An-Nahl (16):75
Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezeki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui.
QS An-Nisa (4):116
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
QS An-Nisa (4):66
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
QS Al-Furqan (25):43-44
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? (43),atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu) (44).
QS Al-Baqoroh (2):131
Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".
Lukas 16:13
Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah...

Tidak ada komentar: