Jumat, 31 Juli 2015

iblis itu orang bukan dongeng

Tu(h)an Vs Iblis
Di bumi, hanya ada dua ajaran yang diikuti manusia, yaitu ajaran yang bersumber dari Tu(h)an dan dari Iblis. Dua ajaran tersebut sama kuatnya dan saling tarik menarik ke arah yang berlawanan.
Siapakah Iblis itu? Iblis bukanlah makhluk halus yang tidak terlihat dengan kasat mata seperti pengertian yang disebarkan oleh ajaran Hadist, melainkan wujud yang sangat nyata dan hidup di sekitar kita:
Perhatikan kata-kata pada QS Al-Baqoroh (2) ayat 34 di bawah ini:
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan 'orang-orang' yang kafir".
Ayat di atas jelas tertulis "ia adalah orang-orang kafir". Kata ‘orang-orang’ adalah kata ganti untuk manusia, bukan untuk hewan, tumbuhan, apalagi makhluk halus seperti yang diajarkan Hadist. Iblis adalah orang-orang kafir atau manusia yang tidak mau 'sujud' kepada Adam sebagai wakil Tu(h)an. Kata ‘sujud’ bukan bermakna ‘menyembah’ seperti yang dilakukan pengikut agama kebanyakan. Sujud menurut ajaran-Nya adalah amstal untuk perbuatan patuh. Jadi iblis adalah orang-orang yang tidak mau patuh kepada Rasul yang dipilih-Nya.
Bila diperhatikan, ayat di atas adalah percakapan Tu(h)an dengan sekelompok malaikat. Artinya, sebelum menjadi ‘iblis’, orang-orang ini termasuk golongan malaikat, yaitu orang-orang yang mengajarkan Kitab-Nya. Tetapi ketika mereka mendengar berita kedatangan Rasul yang baru, mereka dengan angkuh menolaknya. Para ahli Kitab yang mau menerima tetap menyandang predikat malaikat dan yang menolak disebut sebagai iblis atau orang-orang takabur.
Mengapa orang-orang yang sombong ini tidak mau patuh kepada manusia yang dipilih Tu(h)an sebagai Rasul-Nya?
Jawabannya ada pada QS Al-A’Raf (7) ayat 12:
"Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah."
Pada ayat di atas, Iblis berkata: “Saya tercipta dari api”. Api adalah lambang kejayaan (lihat: api olimpiade) dan juga sebagai alat penerang. Iblis adalah orang-orang yang kedudukannya terhormat di mata masyarakat, yang profesinya menerangkan ajaran keagamaan. Yaitu para ulama, uztadz dan pendeta yang dihormati oleh banyak orang dan dianggap sebagai pembawa ajaran kebenaran. Karena mereka merasa lebih tahu tentang Kitab, mereka merasa lebih berhak untuk diikuti perkataannya oleh masyarakat dibandingkan dengan Adam yang hanya tercipta dari tanah (tanah adalah amstal untuk manusia dari kalangan biasa dan bukan dari kalangan agama).
Sesungguhnya, orang-orang yang berkarakter iblis ini adalah ‘orang-orang yang hina’ menurut Tu(h)an dan mereka tidak patut berada di dalam kerajaan-Nya.
QS Al-A’Raf ayat 13:
Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”.
Iblis tidak hanya menentang ajaran Tu(h)an, tetapi mereka juga akan berusaha untuk mencegah manusia untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya.
QS Al-A’Raf (7) ayat 16:
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
Dari zaman ke zaman, sudah menjadi tradisi bahwa penentang Rasul adalah para ahlul kitab. Mereka tidak hanya menentang, tetapi juga menghalang-halangi manusia untuk mengerti Firman-Nya dan membelokkan ajaran Tu(h)an dari makna yang sebenarnya. Cara mereka sangatlah halus, yaitu dengan mengajarkan ajaran yang seolah-olah berasal dari Tu(h)an, padahal sesungguhnya ajaran itu berasal dari iblis. Yaitu ajaran yang bila dipahami oleh akal, isinya sangat bertentangan dengan apa yang diperintahkan oleh Tu(h)an dalam Kitab.
Saat Tu(h)an memerintahkan agar manusia untuk memahami firman-Nya, para Iblis justru mengatakan bahwa ajaran-Nya tidak perlu dimengerti, cukup dibaca dan dilafalkan saja cukup

Tidak ada komentar: