Senin, 15 Desember 2014

Neraka

Pertikaian politik.
Pertikaian politik perlu terus dibudayakan, sehingga kita lupa visi-misi bernegara. Rakyat Indonesia wajib diadu domba dari dalam. Sekian juta jam berjalan di negeri ini telah habis untuk ngurus hal tidak penting. Sungguh mengasyikkan, kesempatan bangsa Indonesia untuk maju jadi tertunda karena banyaknya pertikaian!Pertikaian agama dengan membawa-bawa surga dan neraka, agar kehidupan ini ndhak bisa maju. Ini memang cara paling mudah dan murah. Dengan memakai isu surga-neraka, seperti siapa yang tidak sependapat dengan "saya" akan masuk neraka, umat beragama akan sibuk menghabiskan waktu untuk saling mencela ketimbang sibuk membangun diri dan sibuk berbuat baik: saling tolong, saling bantu, saling dukung dalam menjadikan kehidupan ini lebih baik, aman, tentram, subur, dan makmur. Jadinya, semua berkelahi, bertikai, dan berpecah. Sungguh menyenangkan!Degradasi pendidikan. Metode lain adalah dengan penyusutan kualitas otak atau degradasi pendidikan yang ekstrem. Sekolah harus megah secara fisik dan murid harus disesaki cuma dengan hal-hal teknis belaka, jangan sampai mereka jadi murid yang mengerti konsep dan budi pekerti. Para orangtua perlu dibuat ketakutan dengan angka nilai. Siswa perlu dipenjara dengan pelajaran, bukan dibebaskan dengan pendidikan. Lidah anak-anak bangsa ini wajib cuma kenal gula dan lemak saja, jangan sampai suka protein, vitamin, dan mineral. Sebab, kalau anak-anakIndonesia cerdas semua, dan ketika dewasa pada mengabdikan diri untuk negara, ini akan sangat mengerikan. Bisa bikin Indonesia jadi maju. Ini jangansampai terjadi!Hancurkan lligkungan. Asap tebal dan segala polusi perlu untuk terus dipertahankan. Kualitas air tanah harus terus dicemari. Udara harus sesak oleh emisi. Jangan sampai rakyat Indonesia menyadari pentingnya regulasi euro yang membatasi emisi demi menyehatkan otak. Sebab, kalau nanti otaknya rakyat Indonesia cerdas semua, dunia belahan utara bakal cemas secemas-cemasnya.Hancurkan alam. Hutan kita wajib rusak, agar kelaparan merajalela. Sebab, akan sangat mengerikan jika Indonesia bisa bebas dari kelaparan. Jika hutan-hutan di Indonesia terjaga, mata air akan bisa terus mengalirkan air melalui anak sungai ke persawahan petani. Indonesia bisa bercocok tanam sekalipun di musim kemarau.Ini sangat membahayakan. Bisa-bisa Indonesia tidak lagi tergantung pada bangsa asing untuk mengimpor bahan pangan.Karena itu, hutan harus dirusak agar mata air berhenti mengalir. Agar kita kelaparan saatkemarau, sehingga menggandaikan pulau untuk membeli makanan afkiran dari luar negeri.Kesenjangan sosial harus dipelihara dan ditingkatkan.Individualisme harus dikedepankan. Menolong orang harus ada hitungannya. Dan, jangan sampai kita kehilangan hartabenda, uang, dll. yang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita hanya karena digunakan untuk menolong orang lain. Definisi kebutuhan hidup harus terus digeser. Kebutuhan hidup dari pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, kerukunan, kebersamaan, kelestarian lingkungan harus diganti dengan kuliner, penampilan, ganti mobil yang sudah lama dan usang, rumah sakit berstandar internasional, hang-out sosialita, dan holiday. Lupakan sudut-sudut Indonesia. Lupakan Sabang, Mentawai, Nusa Barung, Palangkaraya, Danau Poso, dan laut Aru. Liburan wajib ke Singapura yang biayanya jauh lebih murah. Buat apa menjelajahi negeri sendiri kalau biayanya mahal banget?!JADI, itulah semua hal yang harus dirusak dari bangsa ini. Sekali lagi, sangat berbahaya jika Indonesia menyadari semua potensinya sendiri

Tidak ada komentar: