Sabtu, 28 Maret 2015

" PESTISIDA."

Bertayamulah dgn tanah yg baik.!!!...Dan, aku tinggal ditanah yg telah disemprot Pestisida ketika itu fajar hendak meninggalkan gelap menuju Shubuh. Tampak samar dedaunan kumis kucing dan meniran lunglai tertindih embun pagi ditanah miskin hara dan lemah daya kesuburannya. Aku teringat pada nasehat seorang Puun ketika aliran jernih tepian kali berbatu kemilau Kalimaya ketika aku tetkena demam flu dia berkata padaku." Ambilah segenggam kumis kucing dan beberapa batang segar meniran dan berikan padaku agar dedaunan dan batang itu kubasuh dgn air jernih agar debu2 yg tak berguna tetbawa hanyut arus kali hingga kemuara laut jawa atau ke aliran sungai kota2. Dan ketahuilah air ini suci dari paparan radiasi serta tercemar limba kimia. Biarlah kurebus utk obatmu dan akan dapat menyingkirkan gangguan flu yg sedang menggerayangi daya tahanmu.!.." Wudhuku dari butir2 embun pagi yg membebani dedaunan kumis kucing dan batang meniran. Kulitku memerah dan terasa gatal dipermukaan wajaj dan tanganku sehingga kekhusukan sholat shubuhku pun terganggu. Ketika Dhuhah aku hampiri tanaman kumis kucing dan meniran itu, kala itu sorot bersahabat Matahari menghangatkan hingga ke Matahati. Sekujur tubuhku dibelai manja sedangkan sesekali embun menyejukan setiap hirupan nafas segarkan jiwa. Namun hatiku terenyuh menyaksikan sang Dhuhah tersalah krn sorot sinarnya jadikan dedaunan pohon kumis kucing dan meniran kuning kecoklatan. Pestisida terus menjadi sahabat akrab lahan pertanian. Jannah meradang kering gerontang. Merunduk sifat tawadhuk tanaman padi puso mencibir hakekat kebenaran dan keberanian angin sepoi2 iringi tarian pepohonan. Surga meradang hanya ditumbuhi kaktus dan ilalang kering gerontang. Pestisida racuni kesuburan tanah utk hasilkan aneka harumnya bunga dan kelezatan buah2an yg ranum. Sholatku didalam masjid yg dibangun diatas pusara orang2 mati. Parau suara adzan lantunkan nada sumbang kehidupan tanaman mati mengering ditepian zaman dan aku harus segera menjauh dan meninggalkan segala kesia-siaan. Dan sudah saatnya kuserahkan pada penguasa alam tentang hal seperti apa yg akan menjelma sbg kenyataan.

Tidak ada komentar: