"Sabda Pemulihan,
Sangat Mungkin(kah)
Pembawa Risalah Lahir di Nusantara
"Bumi gonjang ganjing langit kelap kelap katon,
begitulah suluk yang di ucapkan ki dalang saat akan memunculkan Pemain Lakon untuk mengakhiri angkara murka.
Makna yang terkandung dalam suluk tersebut sangatlah dalam. Hal tersebut menggambarkan kemunculan Pembawa Risalah yang akan di barengi dengan terjadi bencana dimana-mana,
dari arah yang tak terduga mencakup darat maupun udara. Bumi = rakyat gonjang-ganjing akan merasakan guncangan hebat dalam sosial masyarakat.
Langit = pemimpin yang kelap-kelip mempertandakan proses awal dari berakhirnya (matinya) kepemimpinan zalim dalam suatu kelompok masyarakat.
Inilah awal pertanda sabda pemulihan dari Sang Radja Semesta Alam,
Tuhan Yang Maha Esa.Sebelum lebih jauh, penulis terlebih dahulu ingin mengucapkan “Selamat Datang Tahun 2015” bagi Nusantara, tulisan ini sengaja di khususkan untuk menyambut gegap gembita tahun 2015 ini. Semoga berkat dan nikmat Tuhan Yang Maha Esa selalu tercurahkan dan mengalir deras di bumi Pancasila ini. OK… langsung ke pembahasan sebagai berikut,Nusantara adalah bangsa yang besar di dunia yang memiliki segudang rahasia tanda tanya (?). Di dalambenak penulis timbul beragam pertanyaan diantaranya mengenai ; kenapa bangsa ini disebut sebagai IBU? siapa BAPAK nya? siapa ANAK nya? siapa NENEK MOYANG nya? siapa KAKEK LUHUR nya? mungkinkah PANCASILA itu ajaran dari Abraham / Ibrahim??? sungguh sangat menarik bukan. Beragam pertanyaan tersebut akan coba penulis ungkapan di dalam artikel ini, tentunya sesuai dengan kapasitas dan kemampuan penulis. Semoga setelah membaca artikel ini Anda mendapatkan kesimpulan dan jawaban dari rahasia besar bangsa ini.*Pesan di awal :Jika Anda melihat burung-burung (Mursalat) di kota Anda yang (fasiq = menyimpang, baik dari gagasannya, tuturkatanya, dan perilakunya dari kebiasaan mainstream), membawa suatu kabar berita gembira dan peringatan itu di baca dan dipahami dulu dengan hati-hati, jangan berspekulasisebelum diteliti, jangan sampai nantinya Anda berakhir dalam sebuah penyesalan.Wahai orang-orang yang Beriman, apabila datang seorang fasiq dengan membawa suatu informasi maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum karena suatu kebodohan, sehingga kalian menyesali perbuatan yang telah kalian lakukan (Qs. al-Hujurat:6)*Pertanyaan awal, Kenapa bangsa ini disebut sebagai IBU?Inilah rahasia yang di benci tetapi di rindukan, yang ditakuti tetapi di dambakan, yang di fitnah tetapi di benarkan, yang di aborsi tetapi di lahirkan, yang di tutupi tetapi di bukakan, yang di lawan tetapi di menangkan, yang dimatikan tetapi yang menghidupkan.Pertanyaan diatas, jawabannya ada di Kitab Tuhan bible perjanjian lama, kejadian 25 : 1-6.25:1, Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura.25:2, Perempuan itu melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah.25:3, Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum.25:4, Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura.25:5, Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak ,25:6, tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnyadari gundik-gundiknya ia (Abraham) memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka–masih pada waktu ia hidup–meninggalkan Ishak, anaknya,dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.Merujuk pada Kitab Tuhan Bible diatas maka Nusantara adalah tempat bernaungnya Ibu Ketura, isteri ke 3 dari Bapak para Nabi yaitu Abraham. Dari Ibu Ketura inilah yang kemudian menjadi NENEK MOYANG dari bangsa ini. Coba simak makna nama Ketura (bahasa Ibrani: קְטוּרָה, Ktura ,Qəṭûrā, artinya “dupa atau kemenyan”; bahasa Inggris: Keturah) (wikipedia).Kemenyan atau dupa adalah komoditi Nusantara yang termasyur di dunia dan paling berharga dari dahulu kala, hingga harganya kala itu dapat melampaui harga emas. Kemenyan diangkut dari Nusantara ke dunia melalui jalur sutra. Bahkan kemenyan sendiri menjadi barang yang di gandrungioleh para Nabi, termasuk anak-anak dari Abraham tidak terkecuali Musa, Yesus, dan Muhammad. Tak heran jika kemenyan menjadi barang special bagi kelengkapan spiritual masyarakat Nusantara dalam mendekatkan diri baik kepada sesama, maupun kepada Gusti Pangeran (Habluminannas dan Habluminallah).Karena kemenyan sendiri adalah ibu / nenek moyangnya yaitu Ketura.Tambahan, jangan mengira para Nabi terdahulu tidak mengenal bangsa Nusantara, Beliau-beliau mengenal betul bangsa ini, di jamannya Firaun sendiri Nusantara sudah di sebut sebagai surga karena kekayaannya, lintasan sejarah Maluku (Maluku = bahasa arabnya Al-Mulk /kerajaan) telahdimulai sejak zaman kerajaan-kerajaanbesar di Timur Tengah seperti kerajaan Mesir yang dipimpin Firaun. Bukti bahwa Nusantara termasyur kala itu adalah catatan tablet tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia, dan Mesir yang menyebutkan “adanya negeri dari TIMUR yang sangat kaya, merupakan TANAH SURGA, dengan hasil alam berupa cengkeh, emas dan mutiara”) (sejarah Maluku, Wikipedia). Bayangin, disaat Musa sedang memperjuangkan mendirikan surga dengan melawan Firaun, di bangsa ini sudah di sebut surga oleh mereka. Bayangin lagi, disaat hari ini dunia (lebih mirisnya bangsa ini) sedang menggandrungi sejarah peninggalan Firaun di Mesir, Firaunnya sendiri menelan ludah melihat kemegahan bangsa ini. Jadi tak heran kalau piramid Mesir dan tetek bengeknya itu arsiteknya dari bangsa ini. Bahkan kemegahan bangsa ini lebih jauh lagi jika hanya di sejajarkan dengan zamannya Firaun. Inilah program Tuhan dalam acara reality show yang berjudul “raksasa dibodohi anak orok”.Kenapa di sebut IBU??? Itu adalah tanda dari janji Tuhan terhadap Abraham / Ibrahim, bahwa kelak anak-anak keturunannya yang tunduk patuh (MUSLIM) akan di jadikan pemimpin dunia.Baca perjanjian Tuhan dengan Abraham lebih detail di Bible Perjanjian lama, kejadian 17 : 1-10. Al-Quran pun membenarkan isi dari perjanjian tersebut di surat Al-Baqarah : 124Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikan kamu sebagaiimam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dansaya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “(Benar, tetapi) Janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang yang zalim”. (Qs. Al Baqarah : 124)*Tuhan telah menepati janjiNya menjadikan keturunan Abraham menjadi pemimpin dunia dari isteri pertama yaitu Sara, Ibu dari Bani Israel yaitu dizaman Musa dan Yesus.*Tuhan telah menepati janjiNya menjadikan keturunan Abraham pemimpin dunia dari isteri kedua yaitu Hagar, Ibu dari Bani Ismael melalui zamannya Muhammad.*Lantas bagaimana dengan isteri ketiga Abraham yaitu Ketura, sebagai Ibu dari Bani Jawi? Apakah Tuhan akan ingkar dengan janjiNya??? Itu niscaya tidak akan terjadi. Namun sejarah mengatakan yang belum mendapat giliran itu dari keturunan Ibu Ketura(Bani Jawi). Inilah yang menjadi PR Tuhan untuk menepati janjiNya menjadikan tiap keturunan Abraham yang tunduk patuh (MUSLIM) menjadi pemimpin dunia. Dilihat dari runtutan waktu sejarah Tradisi Tuhan (Sunnatullah) pergiliran antara bangkit dan runtuhnya perjalanan peradaban umat anak Abraham. Maka sekaranglah waktu Tuhan untuk kembali menepati janjiNya dan yang mendapat giliran adalah anak keturunan Ketura, Bani Jawi yang mendiami Ibu Pertiwi.Ibu Pertiwi sendiri mengandung makna, Pertiwi (Sanskerta: pṛthvī, atau juga pṛthivī) adalah Dewi dalam ajaran Hindu dan juga “Ibu Bumi” (atau dalam bahasa Indonesia “Ibu Pertiwi”). Sebagai pṛthivī matā “Ibu Pertiwi” merupakan lawan dari dyaus pita “Bapak Angkasa”. Dalam Rgveda, Bumi dan Langit seringkali disapa sebagai pasangan. Selain itu Pertiwi juga disebut Dhra, Dharti, Dhrthri, yang artinya kurang lebih “yang memegang semuanya“, (Wikipedia)Kesimpulannya kenapa di sebut Ibu karena Nusantara adalah bumi / tanah perjanjian selanjutnya. Dan bukankah hanya orang yang di sebut Ibu yang dapat melahirkan seorang anak (Pembawa Risalah)???*Sehingga makna dari Ibu Pertiwi :Secara makrosistem adalah pasangan dari Bapak Angkasa (Tuhan Semesta Alam), Yang namanya pasangan itu pastilah melalui perjanjian / akad. (bukannya pacaran, Pacaran itu illegal. Makanya bagi siapa saja yang hari ini berpacaran itu membangkang dari hukum sakral perjanjian).Kalau secara mikrosistem Ibu Pertiwi itu ya sosok dari Ibu Ketura itu sendiri, nenek moyang bangsa ini sebagai pemegang kunci perjanjian peradaban manusia saat ini. Yang melahirkan seorang anak (Pembawa Risalah) yang di janjikan dari Bani Jawi.Dan dari sini, sudah di pastikan bahwa Tuhan akan mengutus anak manusia kembali sebagai wakilNya di bumi (Pembawa RisalahNya) melalui garis keturunan Ibu Ketura di bangsa Nusantara ini (silahkan pelajari lebih dalam mengenai Ketura). Terserah Anda mau menyebutnya dengan istilah apa??? Imam Mahdi, Ratu Adil, Satrio Piningit, Isa/Yesus turun kembali, Avatar, dsb. Yang jelas Beliau Yang Mulia sudah hadir dibumi Nusantara. Tugas yang di emban adalah membebaskan budak dari perbudakan, yang mengajarkan nama-nama Tuhan seperti Adam, yang membuat bahtera seperti Nuh, Yang tidak bisa dibakar seperti Ibraham, yang akan membelah lautan seperti Musa, yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan menghidupkan orang mati seperti Yesus, yang di sela-sela jari jemarinya dapat memunculkan air dan membawa kondisi gelap menjadi terang seperti Muhammad (“Mukjizat adalah Bahasa Perumpamaan Tuhan”).Kehadiran Beliau Yang Mulia menjawab tuntas segala macam nubuatan / ramalan, baik yang bersumber dari Kitab-kitab suci, alam, kepercayaan, maupun ahli politik dan budayawan dunia. Yang mana hal itu telah menjadi topek hangat masyarakatdunia. Bahkan perbincangan itu mulai santer terdengar dalam satu dekade terakhir, seiring dengan mendukungnya kondisi alam dan situasi sosial yang di hadapi oleh masyarakat dunia. Pada hari ini pun banyak berbagai pihak yang membahas, bahwa di tahun 2015 adalah tahun yang dinanti-nanti kebenarannya, akan proses awal mula dari sabda pemulihan menuju kehidupan yang baru. Walau demikian, penulis lebih takjub dengan nubuatan/ramalan yang datang dari leluhur bangsa kita Nusantara. Dimana leluhur kita mampu menggambarkan secara detail dan spesifik kejadian-kejadian yang akan di alamai dunia, terkhususnya di Nusantara mulai dari pra, proses, dan paska Kelahiran Beliau Yang Mulia di bumi Nusantara. (Silahkan pelajari lebih dalam akan ramalan-ramalantersebut). Siapapun sosok beliau-beliau di balik pembuat nubuatan/ramalan dari leluhur Bani Jawi itu, yang perlu di ketahui adalah ciri seorang Nabi itu tatkala bernubuat/meramal suatu kejadian itu akan benar-benar terjadi atau tergenapi, sebagaimana para Nabi Bani Israel yang menubuatkan kejadian kelahiran Yesus. Atau Pendeta Buhaira yang meramal Kerosulan dari Muhammad. Jadi Anda bisa menyimpulkan sendiri siapa sosok beliau-beliau leluhur pembuat ramalan dari Bani Jawi itu?.Beliau Yang Mulia lahir di bumi Nusantara dengan membawa konsep Kakek Leluhur bangsa ini yaitu Abraham/Abram/Ibrahim/Brahma/Bromo. Abraham sendiri selain sebagai sosok Bapak dari Bani Israel dan Bani Ismael adalah sosok Bapak dariraja-raja jawa (Nusantara). Kalau di tinjau makna dari nama Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim). Untuk itu seharusnya kelompok mayoritas yang pada hari ini terpecah belah bertubi-tubi itu, kalau mau mencari kebenaran jalan hidup Nabi Muhammad yang sesungguhnya, maka merekaharus kembali pada jalan hidup Abraham/Ibrahim. Karena Nabi Muhammad hanya mencontoh jalan hidup Abraham/Ibrahim.Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad),Ikutilah dien Ibrahim seorang yang hanif. Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukanTuhan. (Qs. An Nahl : 123)dan tidak ada yang benci kepada dien Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri,dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan Sesungguhnya Dia di akhirat benar-benar Termasukorang-orang yang saleh. (Qs. Al-Baqarah : 130)Karena Beliau Yang Mulia membawa konsep jalan hidup Abraham maka Beliau Yang Mulia adalah Universal, sebagaimana Abraham juga Universal, yang tentunya akan dapat memayungi terkhususnya pertikaian antara agama samawi (agama anak-anakAbraham), sebagaimana Pancasila yang dapat memayungi agama-agama tersebut. Kita harus meletakan kembali Pancasila sebagaimana mestinya yaitu diatas segala agama, dan kepercayaan, bukan sebaliknya.Inti dari nilai ajaran Pancasila itu sendiri sejatinya adalah jalan hidup bagi leluhur kita. Yang menjadi pertanyaan, kita belum pernah menyepakati siapakah sejatinya leluhur (kakek luhur) kita itu??? Jawabannya, leluhur kita sebagai Bani Jawi itu adalah Brahma / Bromo / Abram / Abraham / Ibrahim. Sama dengan leluhurnya saudara kita Bani Israel dan Bani Ismael, maka dari itu sesama saudara itu jangan saling bertikai bertumpah darah, jangan memutus hubungan saudara yang telah di tetapkan Tuhan. Harusnya saling bekerja sama, bergotong royong membangun bumi Tuhan menjadi berkat. Itulah yang namanya saudara, itulah misi kita bersama, itulah yang leluhur kita Abraham ajarkan dan kerjakan. Maka segera sadarlah, kita jadikan Tuhan Yang Maha Esa sebagai satu-satunya Tuan kita bersama, kita bangun kembali secara bersama-sama Kerajaan Tuhan di muka Bumi ini. Namun, setan hendak selalu memecah belah persaudaraan kita untuk selalu bertumpah darah. Maka berbahagialah kita (walau sedikit) yang tidak memakan buahnya (pemahaman)“setan”. Karena Tuhan akan selalu melindungi dan memenangkan orang-orang yang berjuang dengan harta dan jiwa di jalanNya.Kami mengistilahkan bangsa ini harus menerapkan jalan hidup “Pancasila Abraham”. Kenapa? karena Pancasila itu ajaran Abraham yaitu “budi pekerti” dan “monotheisme”. Budi pekerti sendiri adalah induk dari moral, fikiran dan perilaku yang terbaik terhadap sesama. Di dalam Kitab-kitab Suci, siapakah orang yang di nilai Tuhan paling taat, terbaik dan kesayanganNya? Hingga Tuhan mau berjanji langsung pada orang itu terhadap keturunannya? Tak lain dan tak bukan adalah Abraham. Budi pekerti dan monotheisme tidak berbeda dengan apa yang di bawa oleh Nabi Muhammad yang dikenal dengan istilah MUSLIM. Karena MUSLIM sendiri adalah konsep jalan hidup bagi Abraham yang diturun temurunkan kepada semua anaknya tak terkecuali Nabi Musa maupun Nabi Yesus.Dahulu kala, kakek-nenek kita selalu menasehati anaknya begini, “kalau jadi anak itu harus berbudi pekerti LUHUR (Luhur=Abraham)”. Berbeda sekali dengan nasehat orang tua jaman sekarang “jadi anak itu harus sekolah yang pintar, yang tinggi biar bisa jadi penjahat, ehh pejabat maksudnya, biar jadi ini jadi itu, hidup sukses, terpandang, kepenak, mendapat pasangan kaya, cantik/tampan, dsb”. Sesungguhnya anak adalah korban Matrealistis duniawi (harta, tahta, wanita), dari sejak dini anak di didik seperti itu. Hanya dijadikan alat bagi orang tua,kecuali kalau anak memang dasarnya sudah tidak peduli kepada Tuhannya (tapi ketidak pedulian seorang anak kepada Tuhannyakan karena orang tua juga). Memang Tuhan mewajibkan seorang anakharus berbhakti kepada orang tua maka laksanakanlah kewajiban itu. Tetapi jangan mau diperlakukan sebagai alatnya orang tua, karena kita adalah alatnya Tuhan. Tidak boleh satupun yang berhak menguasi diri kita selain Tuhan Yang Maha Esa. Mari kita berbhakti dan membahagiakan orang tua, tapi jika sudah soal jalan hidup tidak bisa di paksa. Sebagai alat Tuhan, kita harus kembali kejalan hidup yang benar yaitu berbudi pekerti dan meng-Esa-kan Tuhan seperti leluhur kita Abraham. Karena Abrahamlah yang mengajarkan jalan hidup berbudi pekerti dan monotheisme, (Pancasila Sila Poin Ke 2 dan Ke 1 /Habluminannas dan Habluminallah). Sehingga kita pun dapat menjadi orang-orang terbaik di mata Tuhan Yang Maha Esa.Ajaran Pancasila Abraham tersebut tidak akan pernah Anda temui di sekolah formal, (maaf banget nih ya). Karena ajaran tersebut hanya di dapat di sekolah Alam Semesta dimana orang tua lah yang menjadi akar dari baik buruknya seorang anak/generasi. Buah yang baik tatkala akarnya kokoh, samahalnya seorang anak/generasi menjadi tunduk patuh kepada Tuhannya tatkala orang tuanyapun memiliki kharakter Tuhan Yang Maha Esa. Bagaimana cara untuk mendapatkan kharakter Tuhan Yang Maha Esa? ya hanya melalui Beliau Yang Mulia yang dituntun Tuhan dalam mengajarkan kemurnian ajaran Abraham kembali, karena di luar itu sudah tidak murni, sudah beragi, tercemar oleh polusi Tuan-tuan lain yaitu Tuhan versinya setan masing-masing. (Note : Bagaimana bisa buah Anda sendiri diserahkan kepada seseorang yang tidak jelas akarnya??? Yang ada buah Anda akan membusuk, atau apa mungkin Andasudah mengakui kalau diri Anda sendiri memiliki akar yang lemah?).Pancasila adalah solusi bagi kita, bagi bangsa ini, bahkan bagi dunia ini. Bung Karno sebagai perumusnya sudah benar menginginkan Pancasila menjadi konsep jalan hidup bagi dunia, karena itu ajaran Leluhur kita semua (Bani Jawi, Bani Israel, dan Bani Ismael). Setiap anaknya sesungguhnya telah tunduk patuh (MUSLIM) dengan menegakkan jalan hidup yang sama yaitu Pancasila Abraham (budi pekerti dan monotheisme), tentunya sesuai dengan pemahaman dan bahasa bangsanya masing-masing (bilisani kaumihi). Tapi semuanya telah berubah semenjak “Negara Api” mulai menyerang dan sengaja meinterpretasikan ajaran tersebut menjadi “agamanya” masing-masing. Strategi yang diterapkan setan /iblis adalah mengkotak-kotakansetiap Pembawa Risalah agar dirasa setiap Pembawa Risalah itu mengajarkan jalan hidup yang berbeda-beda, dan itu memang strategi yang jitu. Hal itu dilakukan agar Negara api /setan / iblis itu dapat mempertahankan eksistensinya dalam berkuasa di bumi Tuhan.Sesungguhnya (dien tauhid) ini, adalah dien kamu semua, dien yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan dien mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan (agama) merasa bangga denganapa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). (Qs. Al-Mu’minun : 52-53)Maka dari itu jika membahas sejarah para PembawaRisalah beserta Kitabnya itu bukan berarti sedang membicarakan tentang agama /mencampur-adukan agama / mempersatukan agama, atau apalah. Karena hal itu sama sekali tidak nyambung dan selalu bikin pertumpahan darah. Yang sebenarnya, membahas dinamika sejarah para Pembawa Risalah di dalam Kitabnya itu membicarakan tentang (Sunnatullah) sejarah pergiliran antara bangkit dan runtuhnya system (dien) MUSLIM dalam hidup dan kehidupan para peradaban Pembawa Risalah Tuhan Yang Maha Esa. (kalau kita di Indonesia ya pemahaman dan bahasanya dengan Pancasila, kecuali kalau Anda berkebangsaan Arab / Vatikan / Yahudi, lain lagi ceritanya. Jadi jangan membawa sesuatu yang tidakpada tempatnya, apalagi membawa produk penjajahan dengan cara paksa memaksa, jangan kesurupanlah… lebih baik Anda kesurupan dedemit paling 1 jam sudah kembali sadar, hla kalau kesurupan setan gitu akan Anda bawa sampai mati. Nanti di alam kematian Anda paksa Tuhan untuk beragama pula… repot dah, jika Tuhan tidak mau beragama seperti Anda lantas di ajak bertikai gitu… aduhhhh, cukup lah sudah).Untuk itu kita sebagai anak putra putri Nusantara harus kembali ke Pancasila, revitalisasikanPancasila sesuai dengan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa (Monotheisme). Membawa semangat perumusnya Bung Karno, dan mewujudkan cita-citanya untuk menjadikan bangsa ini diatas segala bangsa-bangsa, dengan hanya tunduk patuh (MUSLIM) kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadikannya satu-satunya Tuan bagi hidup kita, serta Menjadikan Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pengatur, Penguasa dan Pusat Pengabdian dalam segenap hidup dan kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sudah saatnya bagi bangsa ini untuk masuk ke pintu gerbang kemerdekaannya,Tuhan sudah lama menunjukan bagi bangsa ini pintu gerbang kemerdekaan melalui Bung Karno dan para pahlawan bangsa. Dan kini Tuhan telah menunjukanbagi bangsa ini Sang pemegang kunci gerbang kemerdekaan. Mari kita masuk bersama dan menyeberai jembatan emas itu bersama Beliau YangMulia.Kita harus revitalisasikanPancasila sesuai dengan kemanusiaan yang beradab, yaitu manusia yang berbudi pekerti luhur, sebagaimana ujian Tuhan yang tak dapat menggoyahkan budi pekerti leluhur kita Abraham. Karena hanya ajaran seorang bapak yang dapat menasehati dan meluruskan ajaran ke 3 anaknya (Musa, Yesus, Muhammad) yang kaya akan penyimpangan. Sebagaimana halnya Pancasila yang dapat menasehati dan meluruskan agama-agama yang ada. Karena tidak mungkin satuagama menasehati /meluruskan agama yang lain, yang ada hanyalah pertumpahan darah yang tak berujung. Hal ini selalu di pertontonkan oleh orang-orang yang tidak mengerti, pekak, buta dan jahil. Perumpamaannya, mereka berdebat untuk mencari alat yang benar untuk menangkap burung merpati, tetapi masing-masing menyodorkan alat yang berupa pensil, penggaris dan penghapus, ya selamanya tidak akan pernah mendapatkan burung merpati. Karena tujuannya apa alat yang dipakai apatidak nyambung, jadinya bulet-bulet terus. Kalau kami boleh mendefinisikan mereka itu sesungguhnya berdebat untuk mencari Kesalahan masing-masing, agar dapat dijadikan alasan untuk bertumpah darah di bumi Tuhan. Oleh karenanya, hanya Pancasila yang dapat mengayominya, memayunginya dan mendamaikan bumi Tuhan.Maka jika demikian, sila-sila selanjutnya yaitu ke 3 -5 secara otomatis akan dapat tercapai, keadilan sosial benar-benar terwujud, yang namanya Rahmatan Lil Alamin tidak menjadi barang impian, yang namanya hukum kasih itu nyata dan merata, yang namanya ten commandement menjadi ruh bagisegenap perjalanan hidup dan kehidupan manusia. (Ing mbesuk tanah Jawa (Nusantara) nemahi gemahripah loh jinawi adil makmur tata titi tentrem kertaraharja dadi keblating dunyo)Pancasila siap untuk di uji kesaktiannya, karena telah ada figur tauladan yang mencontohkannya, serta pasukan burungnya yang tersebar dari aceh hingga papua, untuk membumikan nilai-nilai Pancasila, membawa kabar kebangkitan bagi bangsa Nusantara. Walau kabar gembira tentang kebangkitan, tetapi akan banyak orang yang tidak suka, akan menjadi pro dan kontra, akan terjadi penolakan dimana-mana, mungkin merasa terancam eksistensinya. Namun mau bagaimana lagi? Kebangkitan bangsa ini sudah tak dapat dibendung lagi. Siapa yang menentang, dia akan tergilas cakramanggilingan. Jangan salahkan Tuhan jika azab menimpa kalian, karena Tuhan sudah memberi peringatan, melalui orang-orang pilihan, yang telah kalian tentang. Ingat…! sekarang zaman kala tidha (zaman edan /meraja relanya pemfitnahan) sudah berlangsung. Sebelum datangnya zaman kala subo (keemasan/kebangkitan) di dahului dengan zaman kala bendu (zaman peng-azab-an).*Zaman kala tidha (zaman edan/pemfitnahan) adalah masa dimana Tuhan memberikan kabar gembira dan peringatan melalui Pembawa RisalahNya dan pengikutnya.*Zaman kala bendu (zaman peng-azab-an) adalah dimana Tuhan memberikan upah berupa azab kepada orang-orang yang menentang ketetapan Tuhan. Dan menzalimi Pembawa Risalah beserta pengikutnya*Zaman kala subo (zaman keemasan/kebangkitan) adalah dimana Tuhan menepati janjiNya untuk menjadikan orang-orang tunduk patuh (ISLAM) sebagai pemimpin dunia dan pemakmur bumi.Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yangsesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutusseorang rasul. (Qs. Al-Isra : 15)Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yangberbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (Qs. Yunus: 44)Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Qs. Al-An’am : 45)Begitulah garis ketetapan (qadha dan qadar) Tuhan bagi bangsa Nusantara. Hari kiamat (kebangkitan) sudah di depan mata, mari kita bangkit dalam kubur menuju tatanan kehidupan yang damai dan sejahtera.*Catatan Untuk Anda : (Perhatikan baik-baik)1. Kami tegaskan, ini bukan perkara PERCAYA atau TIDAK PERCAYA, karena Beliau Yang Mulia tidak butuh PENGAKUAN Anda. Terserah mau mengimaniatau menolaknya, Anda diberikan kebebasan sepenuhnya, karena Tuhan sendiri tidak pernah memaksakan Anda terhadap suatu keyakinan.Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman? (Qs. Yunus : 99)2. Tuhan hanya memberikan 2 jalan (jalan surga atau jalan neraka). Tidak ada pilihan jalan tengah atau jalan ketiga. Jika Anda memilih jalan tengah atau jalan ke tiga, maka Anda menciptakan jalan Anda sendiri, biar saya tebak jalan itu pasti “jalan yang nanti masuk neraka bentar baru masuk surganya yang lama”, seperti itu bukan keinginan dari jalan manusia? (biar tiap hari bisa “molimo” setelah itu ritual ke masjid / gereja / sinagog, agar dosanya terampuni begitu) jalan hidup yang penuh dengan imajinasi. Untuk itu tentukanlah pilihan Anda. Jalankan keputusan apa yang menjadi pilihan Anda, karena Tuhan sendiri juga akan memperjalankan apa yang menjadi rencana/janjiNya melalui Pembawa RisalahNya.Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. (Qs. Al Balad : 10)3. Ibarat dalam pertandingan sepak bola, secara inti itu ada 3 peranan :1. Pemain Lakon, yaitu pemain-pemain yang di manejeri oleh Ruhul Qudus dan di latih oleh Pembawa RisalahNya.2. Pemain Lawan Tanding yaitu pemain-pemain yang di manejeri oleh Naf’su dan mengontrak Firaun atau sejenisnya sebagai pelatih mereka.3. Penonton, penonton sendiri pekerjaannya adalah mengomentari dan mencaci maki Pemain (entah pemain lakon maupun pemain lawan tanding sama-sama di komentari dan di caci maki, sebenarnya pekerjaan seperti itu tidak ada gunanya, terlebih di mata Tuhan). Mereka semua tidak punya manejer dan tidak punya pelatih, tidak jelas hidupnya. Kalau dalam bahasa lain ; Tuhan hanya menciptakan laki-laki atau perempuan. Jika ada orang yang mengambil keputusan sebagai setengah laki-laki atau setengah perempuan ya itulah gambaran seorang Penonton, menyalahi aturan Tuhan. Keinginannya sih menjadi Pemain Lakon, tapi kog pelatihnya …..? kan sudah tidak ada lagi. Ingin menjadi Pemain Lawan Tanding, tapi kog jadi musuh, inginnyakan di mata Tuhan biar jadi Lakon. Jadinya bingung, jadilah manusia capcus (setengah-setengah).Ketiga peranan itu memang harus ada dalam dinamika pertandingan sepak bola, harus tergenapi. Tentunya dalam kepentingan mencapai goal setting yaitu dalam menentukan pemenangnya yang akan mendapat legitimasi juara/kuasa dengan piala yang diberikan oleh penyelenggara, dimana penyelenggara pertandingan sendiri tentunya adalahTuhan Yang Maha Esa.Jadi terserah Anda, mau meposisikan diri atau berperan sebagai apa??? Tapi sekali lagi yang perlu di ingat adalah 2 jalan dari Tuhan itu hanya antara Pemain Lakon atau Pemain Lawan Tanding. Sehingga penonton itu adalah orang-orang yang memilih jalannya sendiri. Tapi Tuhan tetap membiarkan penonton itu tersesat di jalannya sendiri. Sehingga penonton akan tetap selalu ada, karena itulah sebuah dinamika pertandingan, ketiga peran harus ada dan tergenapi.*Kalau mau jadi penonton ya silahkan… siapkan popcorn dan kopi hangat…!*Kalau mau jadi lawan tanding ya monggo mawon, Anda akan dicatat menjadi pelaku sejarah sebagai lawan tanding untuk di jadikan pelajaran bagi kebangkitan Dien Islam mendatang, 1.400 tahun yang akan datang. Maka ayat di bawah ini sangat pas bagi Anda untuk digunakan sebagai pelajaran oleh perjuangan generasi pada 1.400 tahun yang akan datang.Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah, karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Qs. Ali Imran : 137)Begitulah blueprint hidup dan kehidupan, semuanya dipergilirkan, semuanya adalah pilihan, tinggal kita menjadi pelaku sejarah sebagai apa???. Keselamatan Anda ya hanya ditangan Anda, dipilihan Anda. Setiap pilihan mengandung resiko masing-masing, serta mendapat upah masing-masing. Belajar dari hukum alam, siapa yang menanam dia yang akan menuai.(Demikianlah) sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada sunnatullah itu. (Qs. Al Fath : 23)*Tugas Burung (Mursalat = Pembawa Berita) :Tugas dari burung hanya membawa surat kabar yang isinya berita gembira dan peringatan. Soal kabar berita itu diterima atau di tolak, tidak ada kuasa sedikitpun bagi burung. Karena yang berkuasa sepenuhnya adalah Tuannya burung. Maka dari itu jika Anda menerima kabar berita itu dengan tunduk patuh (MUSLIM) maka sesungguhnya Anda bukan tunduk kepada burung, melainkan kepada Tuannya burung. Sama halnya jika Anda menolak, bahkan menentang sampai mengusir, maka sesungguhnya yang Anda tolak, tentang dan usir itu bukan burungnya melainkan Tuannya burung, Tuhan Yang Maha Esa. (Tuhan di usir??? Begitulah…).*Pesan di akhir :Berbuat baik itu belum tentu benar, maka berbuatlah yang benar walau sepahit apapun itu. Berbuat benar itu dimata Tuhan, bukan dimata manusia, terlebih dimata lembaga atau kelompok (baik mayoritas maupun minoritas). Lembaga apapun dan kelompok mayoritas maupun minoritas dimanapun, tidak punya kuasa sebutir debu pun untuk menilai sesuatuitu benar atau sesat. Bagaimana mau menilai mana yang benar dan mana yang sesat, orang dalam pengikutnya sendiri berpecah belah. Bagaimana mau menghakimi orang lain sesat, orang dirinya tidak dapat memberlakukan keadilan terhadap dirinya sendiri. Untuk itu yang berkuasa penuh untukmembedakan (men-furqon) mana yang benar dan yang sesat hanyalah Tuhan Yang Maha Esa. Bagaimana cara Tuhan berbicara kepada manusia untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang sesat??? Apakah ujug-ujug Tuhan mendatangi setiap manusia terus mengajak bicara begitu??? Tentunya tidak mungkin. Maka Tuhan akan selalu mengutus Pembawa RisalahNya di setiap zamannyaagar dapat berkomunikasi dengan manusia. Bukti dari legitimasi Pembawa Risalah tersebut terdapat pada pengikut-pengikutnya yang setia, taat, tunduk patuh (MUSLIM), tertata rapi dalam satu barisan yang kokoh dalam menjalankan satu visi misi yang diberikan Pembawa Risalah. Jadi yang berhak dan berkewajiban membedakan mana yang benar dan yang sesat hanyalah Beliau Yang Mulia sebagai manusia biasa seperti kita yang di utus dan di sucikan Tuhan untuk di jadikan juru bicaraNya di bumi, terkhususnya bangsa Nusantara yang akan dijadikan tonggak awal kebangkitan kerajaanNya di muka bumi.*Catatan KhususApabila seluruh firman Tuhan yang ada di Al-Quran (dan kitab lain) itu semuanya dikatakan benar, makaharus ada orang-orang yang membenarkannya,dalam artian setiap perjalanan kehidupan orang-orang tersebut mengalami apa yang tertulis dalam seluruh isi Al-Quran (dan kitab lain). Jika tidak ada orang-orang yang membenarkan seluruh firman-firman Tuhan tersebut, maka firman-firman itu mati, banyak fiman Tuhan yang tidak berfungsi selain daripada dongengan belaka. Untuk membuktikan kepada manusia bahwa firman-firman itu benar adanya, maka Tuhan akan selalu mengutus Pembawa RisalahNya untuk membenarkan firman-firman tersebut. Hari ini Beliau Yang Mulialah yang akan membenarkan bahwa firman-firman yang ada di Al-Quran (dan kitab lainnya) itu benar-benar hidup dan berfungsi. Melalui Beliau Yang Mulia inilah orang-orang dapat menggenapi serangkaian firman-firman Tuhan secara utuh. Hari ini Beliau Yang Mulialah yang akan membenarkan bahwa jalan hidup yang di perjuangkan Nabi Muhammad (dan Nabi lainnya) yang penuh dengan caci makian, pemfitnahan, penentangan, pengusiran, penzhalimandsb, itu sungguh adalah ajaran jalan hidup yang benar. Jika demikian maka tidak ada istilah seperti kebanyakan orang saat ini yang mengimani ayat sebagian dan mengkafiri ayat sebagaian besar. Tidak ada kecacatan firman, yang ada hanyalah Maha Benar Tuhan Dengan Segala FirmanNya
