Sabtu, 04 Mei 2019

FUTTUH MEKKAH

FUTUH MEKKAH."
11 Tahun Dakwah di Mekkah turunnya ayat2 Makiyah yakni ayat2 yg bertujuan guna memperbaiki kerusakan pola fikir manusianya (Akhlaq)
ADAKAH YG MAU PROTES LANTARAN ISTILAH AKHLAQ KUTERJEMAHKAN POLA FIKIR BUKAN PRILAKU.

11 Tahun dakwah internal di Madinah turunnya ayat2 Madaniyah yakni ayat2 yg sifatnya edukasi sosial dan kedisiplinan hidup dalam berbagai hal dengan kata lain Ideologi.
AYAT2 MADANIYAH LEBIH MENGEDEPANKAN URUSAN AQIDAH (IDEOLOGI)
Dan oleh karena itu pula ayat2 Madaniyah cenderung bermuatan berbagai urusan hukum (KEBIJAKAN).

DAKWAH NABI di Mekkah tentu tidaklah mudah karena Nabi harus berkompetisi ke dgn pemangku2 kepentingan yg berpengaruh
Maka dari itu ayat2 MAKIYAH yg sifatnya utk membina kesadaran sosial atau membangun dan memperbaiki pola fikir itulah yg dikedepankan ayat2 bagi tiap2 KONSTITUEN yg menerima ayat2 MAKIYAH tsb
Itu merupakan bentuk pertanggung jawaban Rosululloh guna pencerdasan dalam hal wawasan dan pendidikan politik.
Adapun Ayat2 Madaniyah itu merupakan ayat2 yg cenderung memuat urusan dan anggaran rumah tangga HUKUM dan TATA TERTIB atau KODE ETIK para kader dan fungsionaris dalam hal AQIDAH (IDEOLOGI)
ADAKAH YG MAU PROTES LANTARAN AQIDAH KUTERJEMAHKAN IDEOLOGI,.

SBB SELAMA INI ADA TG BERANGGAPAN BAHWASANYA AQIDAH ITU ADALAH TATAKRAMA.
Dahwah demi dakwah di Mekkah (Akar rumput) utk rekrutmen dan menggalang simpatisan masyarakat Jahiliyah (konstituen) agar mendapatkan NUR (penerangan/penyuluhan) sehingga mrk jadi pada melek
Itulah perjuangan melawan kaum kafir dan musyrik yg bikin warga bangsanya terkotak-kotak (KABILAH2) akibat terpengaruh oleh ABU JAHAL2 ( Bapak Goblok-Bapak Goblok) yg menjerumuskan umat pada jurang kegoblokan. (KEJAHILIYAHAN) Dakwah Rosululloh dan para simpatisannya/konstituennya itu bertujuan penggalangan kader partai setelah hijrah.
Itulah perang,
membunuh atau dibunuh. Perang program,.
perang visi dan misi,.
yg diprovagandakan itulah methodelogi jihad Rosululloh utk menyadarkan umatnya agar melek peradaban (Addiin) dan melalui kaderisasi bagi mrk yg sudah hijrah dapat diharapkan sbg mesin politik Rosululloh dalam memperjuangkan visi dan misi serta programnya utk membangun atau
MENDIRIKAN SHOLAH DAN MENDIRIKAN PERADABAN YG GILANG GEMILANG (AQIMUSH-SHOLAH WA AQIMUDDIN FIL MADIINAH AL MUNAWAROH)
Sementara system Abu jahhal lebih cenderung KEJAHILIYAHAN (Pembodohan) dan PERBUDAKAN.
Makainya adalah system politik kekuasaan Abu jahal (Bapak yg goblok) lebih mengedepankan brain wash atau memperalat emosi umat yg dangkal wawasan AQIDAHNYA (Ideologinya) dan yg rusak AKHLAQNYA.
(Pola fikirnya) yg dgn itu umat nya tidak punya daya saing atau tidak memiliki hak tawar serta kemampuan berkompetisi.
Maka wajar bila kemiskinan, Perbudakan dan kedunguan kaum Jahiliyah akrab ke dgn segala bentuk kebobrokan dan kerusakan mental sebagaimana apa yg sudah sama2 kita ketahui.
Dan hal itu bisa kita ketahui melalui TARIKH dan juga Ilustrasi ayat2 maupun Sirroh Nabawiyah bahwasanya apa dan bagaimana tata cara atau prilaku dan tanggapan KAUM MUSYRIK,.KAUM KAFIR DAN PARA MUNAFIK Bicara dan bersikap terhadap Rosululloh pada saat itu.
Amatlah berbeda pola Dahwah nabi dan pola ABU JAHAL BIN ABU2 GOBLOK LAINNYA.

Jumat, 22 Maret 2019

** Kisah Teladan **

Kisah Ketika Menteri Keuangan RI Tidak Punya Uang

Penulis Redaksi - Maret 11, 2014

sangpencerah.id – Tulisan ini adalah sepenggal kisah teladan dari seorang Syafruddin Prawiranegara Kisah kehidupan pejabat yang hedonis dan berujung ke penjara menjadi kisah biasa yang kita saksikan hari ini di televisi, masyarakat seolah tidak punya lagi panutan dari para pemangku kekuasaan, mungkin ada baiknya kita melihat kisah para pejabat zaman dahulu.

“Lily membelai rambut Khalid perlahan. “Kasihan sekali adikmu ini Icah,” kata Lily, panggilan akrab Halimah kepada putri Sulungnya Aisyah. “Waktu dia baru lahir, Ibu dan Ayah tak punya uang sama sekali untuk member gurita (popok) untuk membungkus badannya yang mungil, sehingga Ibu harus menyobek kain kasur dan menjadikannya sebagai gurita,” ujar Lily yang kali ini tak bisa menahan keluarnya air mata.

“Ayah tak punya uang padahal Ayah menteri?!” tanya Icah bingung. “Kenapa bisa? Kata orang, menteri itu orang kaya Bu.”

“Ayahmu menteri keuangan, Icah,” Lily menyeka matanya yang basah. “Ayahmu mengurusi banyak sekali uang Negara, tetapi dia tak punya uang untuk membeli kain gurita bagi anaknya, adikmu Khalid yang baru lahir. Kalau Ibu tidak mengalami sendiri, Ibu sendiri pasti tak percaya. Tapi itu nyata. Ayahmu sama sekali tak tergoda memakai uang Negara untuk membeli sepotong kain gurita.”

Secuplik dialog antara Teuku Halimah dan Aisyah, mengenang suami dan ayah tercinta Syafruddin Prawiranegara dalam Novel ‘Presiden Prawiranegara’ karya Akmal Nasery Basral. Kisahnya ini benar-benar terjadi seperti penuturan Ajip Rosidi dalam ‘Syafruddin Prawiranegara Lebih Takut Pada Allah SWT’ : “Waktu anak yang ketiga lahir, Chalid, keadaan keluarga itu begitu buruk sehingga untuk membuat gurita bayi pun mereka terpaksa menyobek kain kasur, karena kain biasa tidak ada lagi” (Ajip Rosidi: 2011).

Menteri Keuangan itu…tak memiliki kain lain selain kasur mungilnya. Barang-barangnya hanya ada koper-koper pakaian dan pakaian sekadarnya. Kini setelah pindah dari kontrakkanya di Bandung, ia tinggal ke Jakarta dengan pola hidup berpindah seperti mentornya, Haji Agus Salim.

Namun, lihatlah ketika dijualnya barang-barang seadanya, direlakannya koper-koper pakaian yang baru saja tiba untuk menyambung hidup dirinya dan keluarganya. Sisa barang yang tak dibawa di Bandung digelapkan oleh orang yang dipercaya dititipi, habis sudah harta sang menteri, seperti dikisahkan Ajip Rosidi.

Ketika Pemerintah RI pindah Ke Yogyakarta, dengan kereta segera mereka pindah. Di Yogjakarta, dicarinya kontrakkan, tempat bernaung untuk sang istri dan buah hati, namun keadaan di sana penuh sesak pengungsi. Sang menteri mencari tempat lain, berpindah ke Magelang, hingga Dr. Soekiman (Ketua Masyumi saat itu) memberikan tumpangan tempat di paviliunnya di Pakualaman. Tinggallah ia dan keluarganya, berbagi dengan Mr. Syamsuddin dan juga Dr. Soekiman.

“Meskipun kehidupannya adalah Menteri Keuangan, tetapi dibandingkan dengan kehidupannya taktkala menjadi Kepala Inspeksi Pajak di Kediri, keadaanya jauh lebih sederhana, malah dekat kepada melarat,” masih kata Ajip Rosidi.

Sukun Goreng Dagangan Ibu Menteri

Saat Syafruddin menjadi ‘Presiden’ RI (Ketua PDRI) menggantikan Soekarno (Baca Sekitar PDRI –Pemerintah Darurat Republik Indonesia, Mr. SM Rasjid) dan memerintah di Sumatera, sang Istri yang ditinggalkan sendiri di Yogyakarta sampai harus berjualan sukun goreng untuk menghidupi anaknya, padahal bisa saja mereka mendapat akses ke Pejabat, atau meminta bawahan suaminya untuk ‘korupsi’.

Tapi lihatlah ketika Akmal Nasery Basral mengisahkan dialog Siti Halimah bersama Icah. Saat berjualan sukun itu, ada protes kecil dari Icah, anaknya, “Kenapa kita tidak minta bantuan saja pada Presiden Om Karno, dan Wakil Presiden Om Hatta, serta Om Henkie (Hamengku Buwana IX)?” tanya Icah.

“Ayahmu sering mengatakan kepada ibu, agar kita jangan bergantung pada orang lain, Nak..” kata ibunya. “Tapi apa ibu tidak malu? Ayah orang hebat, keluarga ayah dan ibu juga orang-orang hebat,” sergah Icah lagi.

“Iya, sayang. Ibu mengerti, tapi dengarkan ya. Yang membuat kita boleh malu, adalah kalau kita melakukan hal-hal yang salah, seperti mengambil milik orang lain yang bukan hak kita, atau mengambil uang negara. Itu pencuri namanya. Orang-orang mungkin tidak tahu, tapi Allah tahu,” kata Lily, memberi penjelasan pada anak sulungnya itu.

Kelak, sejarah akan berdecak kagum ketika Syafruddin Prawiranegara mengembalikan 29 kilogram emas kepada Negara yang terpendam sebagai cadangan untuk perjuangan PRRI di Sumatera. “..dilakukan penggalian dan emasnya pun diambil. Jumlah semuanya ada 29 kilogram. Emas itu kemudian secara resmi diserahkan oleh Syafruddin kepada Pejabat Presiden Djuanda pada bulan Maret 1962, yang kemudian meneruskannya kepada Menteri/Gubernur Bank Indonesia Sumarno, SH sebagai kekayaan Negara.”
(Ajip Rosidi: 2011)

Secercah Keteladanan

Djohan Efendi dalam Mencari Pemimpin yang Berintegritas pernah menuturkan kisah Ketika Pak Syaf (sapaan akrab Syafruddin Prawiranegara) akan menerima tamu. “Pak AR Baswedan pernah bercerita kepada saya tentang Almarhum Pak Syafruddin yang saat itu menjabat Gubernur Bank Indonesia pertama setelah dinasionalisasi. Suatu saat Pak Baswedan menghubungi Pak Syafruddin memintakan waktu untuk seorang temannya, pengusaha dan tokoh Masyumi dari Surabaya yang ingin bertemu dengan Pak Syafruddin.

Pak Syafruddin bertanya, dalam kapasitas apa dia ingin menemuinya. Dan Pak Baswedan menjawab bahwa beliau kurang pasti. Lalu Pak Syafruddin mengatakan kepada Pak Baswedan bahwa kalau dia ingin bertemu untuk urusan pribadi silahkan menemuinya di kediaman beliau diluar jam kantor, kalau untuk urusan partai silahkan datang ke Kantor Masyumi, dan Pak Syafruddin akan datang ke sana setelah jam kantor.

Tapi kalau urusannya berkaitan dengan Bank Indonesia, Pak Syafruddin mewanti-wanti bahwa Bank Indonesia bukan kepunyaan Partai Masyumi. Bank Indonesia kepunyaan Negara. Kalau berurusan dengan Bank Indonesia ikuti saja prosedur resmi yang berlaku bagi semua orang.(Harian Pelita, 14/11/2013)

Sejak awal, Pak Syaf menjadi Menteri menyadari bahwa jabatan adalah amanah, kekuasaan bukanlah segalanya. Saat Natsir mundur sebagai Perdana Menteri, Pak Syaf pun meletakkan jabatanya. Saat menjadi Menteri Keuangan, kesungguhannya terlihat saat dalam periodenya membuat mata uang sendiri, sebagai ciri Negara merdeka, yang dikenal dengan Oeang Republik Indonesia (ORI) yang kini menjadi rupiah.

Saat diluncurkan ORI, Pak Syaf berpesan “..Berhematlah sehemat-hematnya,jangan membeli apabila tak perlu sama sekali, Tanyalah pada tetangga, apakah dia tidak kekurangan sesuatu apapun dan apabila kita mempunyai persediaan makanan buat lebih dari lima hari, berikanlaj kelebihan itu kepada tetangga yang kekurangan itu, hendakanya hjangan kita mau mencaru untung saja, tetapi kita harus berani juga menderita kerugian..”

“Keluarnya uang republik Indonesia bukan berarti bahwa kita nanti boleh goyang kaki dan hidup senang-senang saja, bahkan sekarang sebaliknya sekaranglah baru tiba saatnya untuk bekerja segiat-giatnya membangun secara teratur dan sistematis” (Ajip Rosidi: 2011)

Mungkin, para pejabat penikmat uang rupiah kini lupa, kalau ‘hasil’ yang mereka nikmati terselip kemelaratan Menteri Keuangannya silam yang menerbitkan uang yang kini hilir mudik. Mungkin, dibalik jejak van toefel di atas karpet merah di sana, ada langkah-langkah Pak Syaf yang menjejak, masuk ke kampung-kampung dan hutan-hutan becek, menemui rakyatnya yang sedang kesulitan.

Mungkin, di antara kenikmatan aroma teh dan ceplok telor sarapan pagi kita, terselip saling berbagi antar tetangga di masa silam,” Tanyalah pada tetangga, apakah dia tidak kekurangan sesuatu apapun dan apabila kita mempunyai persediaan makanan buat lebih dari lima hari, berikanlah kelebihan itu kepada tetangga yang kekurangan itu,” tegas Pak Syaf.

Pak Syaf mengajarkan bahwa bukanlah materi berlimpah sumber kemuliaan, tetapi nilai-nilai seperti kesederhanaan, perjuangan, juga pertolongan Allah merupakan tuntunan hidupnya. “Mungkin sekali orang disebut kaya, jika ditinjau dari sudut
kebendaan, adalah miskin kalau ditinjau dari sudut ketenangan jiwa..”

Sambil tersenyum di hadapan para Mahasiswa tahun 1957 ia melanjutkan,”Sebaliknya orang yang miskin kalau diukur dengan ukuran materi, dapat disebut cukup karena orang yang bersangkutan memang tidak merasa dan memandang dirinya miskin!”

“Perasaan harga diri, inilah yang harus dididik pada rakyat kita dan tidak ada satu hal yang lebih menghalang-halangi tumbuhnya dan merusak harga diri itu dari pada paham materialism, yang memandang kemakmuran kebendaan itu sebagai suatu ideal, suatu tujuan suci!”

“..Demikianlah, maka, jikalau kita hendak membanguyn suatu masyarakat yang bukan saja makmur, tetapi juga adil, kecuali minta pertolongan rasio dari ilmu ekonomi, kita harus terlebih dahulu mohon pertolongan Ilahi. “

“..Krisis ekonomi dan politik Indonesia ini pada hakikatnya merupakan krisis kepercayaan dan moral yang tidak dapat diobati dengan alat-alat dan cara-cara lain melainkan hanya kembali kepada Tuhan melalui norma agama dan moral, yang menyuruh kita, bukan mengejar kekayaan, melainkan untuk mengabdi dan berkorban guna kepentingan sesame manusia!” pidatonya menggelegar.

Ketika Wakil Presiden Mohammad Hata tak mampu membeli sepatu impiannya hingga akhir hayatnya. Ketika Perdana Menteri Mohammad Natsir dengan jas tambalnya mengayuk sepeda ontel ke kontrakkanya. Ketika Diplomat Ulung, Menlu itu berpindah-pindah kontrakkan dari satu gang ke gang lainnya. Kelak, ‘dongeng’ ini akan dibacakan kepada putra-putri kita sebelum tidurnya.

# RENUNGAN.. #

Jumat, 01 Februari 2019

*Dunia Panggung Sandiwara*

" HANYA INI."
1 Kehidupan 1 Lambung
1 Kepribadian 1 Hunian
1 Tubuh 1 Kasur
1 Kepala 1 Bantal
Dan
1 kematian yg hanya butuh 1 Pusara
Hanya utk
1 kebangkitan hidup kembali dalam kisah dan cerita serta penampilan yg berbeda,
itu jika masih dapat peran utk tampil kembali.
Dan sutradara menghendaki akan berperan sbg apakah kita dikemudian hari tolok ukurnya adalah pentas kehidupan yg kita perankan saat ini.
Sang Sutradara memberikan kita kebebasan utk memerankan lakon kehidupan berdasarkan talenta dan karakter tiap2 pribadi terdahulu bahwasanya kita cocok menjadi apa dan sbg apa.
Perkara Hisab merupakan antrian utk tampil dipanggung kehidupan ini,.
apakah kita layak utk jadi pemeran utama diantara lakon kehidupan umat manusia atau kita hanya sebagai pemeran figuran dipentas kehidupan.
Apakah kita akan menjadi aktor antagonis semua sudah tercatat dalam DNA maupun RNA katakter yg kita perbuat sebelumnya.
Lauhil Mahfuzh merupakan naskah lakon kehidupan per frame yg akan kita tampilkan.

Dan hanya aktor/aktris yg mendapatkan piala citra atau aktor dan aktris pemeran utama saja yg akan mendapat ruang dominan di panggung kehidupannya sementara pemeraj figuran hanya meramaikan adegan dalam alurcerita sbg pengisi ruang kehidupan dunia senda gurau.
Kontrak kehidupan ke dgn Sutradara hanya akan dikuasai para pemeran utama bukan figuran yg hanya jadi pengisi acara terlebih lagi penonton.
Maha Karya Sutradara telah merancang berbagai drama kehidupan dan drama kolosalperadaban umat manusia mengemas alur cerita demi cerita umat manusia dipentas kehidupan dunia akan menjadi apakah kita selanjutnya.?!....
Hanya aktor dan aktris yg mengikat kontrak ke dgn sang Maha Sutradaralah yg mengenal lakon kehidupan yg akan dia pentaskan.
Mustahil aktris/aktor tak mengenal peran alur cerita kehidupannya dan Sutradaranya dan mustahil sang Sutradara maha profesional tak mengenal kemampuan peran setiap aktrisdan aktornya.

SUBAHANALLOH AMMA YASHIFUUN
WASUBHANALLOH AMMA YUSYRIKUUN.

By. Antimo MPR

Senin, 03 Desember 2018

ب

Usia dan gaya bicara BA adalah 0 s/d 7-Belajar ngomong Anak2 adalah 7s/d14-Mulai Ngobrol puber dalah 14s/d21 Mulai Bicara akhir dari usia remaja/ akhir puber pertama. Resiko BA titik dibawah beepotensi jatuh atau terbawa pengaruh kiri dan kanan/ labil

ت

Usia dan gaya bicara TA adalah 21 s/d 28-Memulai perbincangan Akhir dari usia remaja 28 s/d35 Mulai pandai bertutur kata Dewasa 35 s/d 42-Mulai Penyuluhan Puncak dari Puber kedua. Telunjuk bermain dan mulai banyak aturan dan terkadang panas/berapi-api sehungga usia tsb amat beresiko alami komplik dalam rumah tangga dan keluarga krn gunakan penyuluhan/Suluh (Obor) penerangan mengandung api

ث

Usia dan gaya bicara TSA adalah 42 s/d 49 Mulai gunakan penerangan Akhir dari puber kedua 49 s/d 56 Mulai gunakan penjelasan Pensiun /Orang tua 56 s/d 63-Mulai gunakan pernyataan Sesepuh / Manula Sepuh (Mengkilap) dgn segala bentuk pengalaman

Minggu, 25 November 2018

**Ummul Qur'an**

Menurut para ulama sufi, bahwa seluruh ayat-ayat didalam Al-Qur’an terhimpun didalam surat Al-Fatihah dan surat Al-Fatihah terhimpun didalam kalimah Bismillahirrahmanirrahiim
--------------------------------------------------
Bismillahirrahmanirrahiim terhimpun didalam huruf Ba, para ulama sufi juga mencari sesuatu rahasia yang terkandung didalam huruf Ba’ atau titik Ba
--------------------------------------------------
Alasan yang lebih mantap lagi, suatu pekerjaan apa saja yang tidak dimulai dengan Bismilahirrahmanirrahim maka kurang berberkah, atau Allah tidak menolak do’a yang diawali dengan Bismilahirrahmanirrahim
--------------------------------------------------
Imam Ghazali dalam Kitab Minhajul 'Abidin, Rasulullah Saw bersabda : "ilmu itu imam-nya amal, sedang amal makmum-nya"
--------------------------------------------------
Di dalam sabdanya yang lain : "Bahwasanya tidur dalam keadaan berilmu, lebih baik daripada shalat dalam keadaan lengah atau lalai atau bodoh"
--------------------------------------------------
Beribadah ada caranya, ada tuntunannya, dan hanya bisa diketahui dengan berilmu, berilmu dulu sebelum berucap dan beramal,... jadi apa rahasia semua ini? Dan dimanakah duduk kebenaranNya dan apa buktinya?
--------------------------------------------------
TUAK ILAHI : Awalnya huruf hanya melambangkan sebuah rumus yang tidak memiliki arti apa-apa, kemudian Huruf disusun menjadi sebuah kata, susunan kata menjadi sebuah kalimat dan dalam kalimat megandung sebuah pengertian tetapi pengertian itu bukanlah sebuah kalimat
--------------------------------------------------
Memang Al-Quran jumlah ayatnya 6666 ayat terhimpun ke dalam Suratul Fatehah, Dan Suratul Fatehah itu terhimpun pada Basmallah, Dan Basmallah itupun akan terhimpun pada huruf BA’ dan huruf BA’ terhimpun pada titiknya (Nuktah)
--------------------------------------------------
Jika kita tilik dengan jeli maka TITIK itulah yang akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal ia Satu, terlihat satu padahal ia Banyak…. Karena pada Titik inilah AWAL MULA semua kejadian bentuk huruf….
--------------------------------------------------
Jadi.. Pada seluruh rangkaian firman sebanyak 30 juz itu ternyata terangkum dalam Ummul Qur’an (Al fatihah). Pada Ummul Qur’an menyimpulkan inti ajaran Al-Qur’an : Tentang masalah Ketuhanan yaitu Sifat, Af’al dan Zat Allah…
--------------------------------------------------
Dia-lah Allah yang memiliki Sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tidak ada yang berhak menyandang pujian itu kecuali Dia, Dia-lah tempat segalanya bergantung, karena Dia adalah penguasa alam semesta dan diri manusia
--------------------------------------------------
Berarti dari rangkaian ayat-ayat dalam Al fatihah adalah tertumpu pada huruf Ba’ (dalam tata bahasa Arab sebagai BA’ Sababiyah), Artinya.. Semua yang ada berasal dari huruf BA’ dengan sebab Ismi atau Nama
--------------------------------------------------
Kalau di pisah BI- ISMI- ALLAH semua yang ada karena sebab adanya Asma, pada Asma terdapat yang memiliki Asma yaitu Dzat, ini terangkum dalam arti TITIK, Karena titik baru bersifat KUN (jadilah) maka terjadilah segala sesuatu
--------------------------------------------------
Karena KUN-Nya yang dilambangkan dengan titik, merupakan asal dari segala coretan huruf berasal dari titik-titik yang beraturan menjadi garis dan garis menjadi bentuk atau wujud, sedangkan Zat tidak berupa titik, karena titik masih merupakan sifat dari pada DzAT
--------------------------------------------------
Artinya lagi.. KUN Allah bukanlah DZAT, Karena Kun (Kalam atau Wahyu) adalah sifat dari pada Dzat, (bukan Dzat itu sendiri) Sehingga arti titik adalah akhir dari segala ciptaan, Pada titik ini terkandung ide-ide yang akan tergores suatu bentuk dan pada wilayah inilah yang dimaksudkan sebagai NUR MUHAMMAD (Cahaya Terpuji)
--------------------------------------------------
Karena segala sesuatu akan memuja dan mengikuti kehendak Dzat, dan Dzat berkata melalui Kun-Nya, maka jadilah semuanya, jadi kesimpulanNya adalah Alam adalah firman Allah yang tak tertulis (ayat-ayat kauniyah)
--------------------------------------------------
Al-Qur’an adalah ayat-ayat kauliyah, semua alam semesta ter-kandung didalam Asma Allah (bismillah), Asma terkandung pada kehendak, kehendak terkandung dalam Sifat, sifat terkandung dalam Af’al, Af’al terkandung pada Dzat
--------------------------------------------------
Itulah yang dimaksud bahwa segala yang tergambarkan adalah HURUF, dan merupakan HIJAB, sedangkan Dzat berada dibalik TITIK, Dzat tidak bisa digambarkan oleh sesuatu, untuk mengetahui Zat ALLAH kita harus MENYINGKIRKAN Huruf dan titik
--------------------------------------------------
Itulah yang dikatakan INTAHA (Ke-sudah-an dan ke-akhir-an). Seandai saja kita berjalan mencari ALLAH tentu akan ada per-mula-annya dan tentunya juga akan ada ke-sudahan-nya, akan tetapi kalau sudah sampai berada dibalik titik, maka sampailah perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan
--------------------------------------------------
Huwal haiyul qayum, artinya Zat Allah yang hidup dan berdiri sendirinya, coba pahami yang hidup berdiri sendiri itu apa binatangnya.... heheheh..
---------------
()

Sabtu, 24 November 2018

المر

ALIF - LAM - MIM- RO."

ARKANUL ASLAM (Rukun Islam)
Bagaimana bisa jadi Kafir sementara Islam pun belum,.bagaimana Islam sedangkan Imanpun masih compang camping,.bagaimana itu jika tanpa Syahadat sedangkan DUA KALIMAH SYAHADAT itu merupakan ajaran Inti utk menjadi seorang Muslim.
SYAHADATAIN.!!!..
(Dua kalimah Syahadat)

POHON MUHAMMAD adalah POHON TAUHID Dengan
KONSTRUKSI ESENSI KEHIDUPAN MUSLIM.
BERBAI'AT DIBAWAH POHON ITU MERUPAKAN SYARAT MUTLAK SYAHADAT LAHIRIYAH DISAMPING SYAHADAT BATHINIYAH.

TAUHID
Alif. = Uluhiyah (Buah/Islam/Hasil)
Lam. = Lathifah (Daun/Ihsan/Jihad/Ilmu)
Mim. = Mulkiyah (Batang/Hijrah/Prinsif)
Ro. = Rubbubiyah (Akar/Iman/Mental)

Diyakini BIQOLBI
Berdasarkan Ilmu BI AQLI
Dikemukakan. BILISAN
Dilaksanakan. BI AMAL

POHON ITU PASTI TUMBUH DITANAH SUCI BUKAN TANAH YG BERNAJIS KARENA TANAH TSB TIDAK AKAN BISA DIPERGUNAKAN UTK BERTAYAMU BAGI SIAPAPUN YG BERDOSA/JUNUB LANTARAN BATHAL WUDHU AKIBAT PERBUATAN BATHILNYA.

Bathil itu Bathal

" BATHAL itu BATHIL."

Tidak sah atau tidak diterima karena kesalahan sehingga harus bersuci kembali (Wudhu)
Hanya karena suara kentut yg tak bermakna apakah suara omonganmu yg spt kentut itu tercium kebusukan karena sifat hasut dan angkuh serta kejahatan lainnya atau tidak sengaja,.
Apakah omongan yg seperti suara kentut itu terdengar dan diketahui orang yg digunjing atau tidak jika ngomong tanpa makna dan spt kentut itu adalah 
KEBATHILAN.

KEBATHINAN

" KEBATHINAN."

MENYATULAH
Hingga menjadi

SE. (Huwallohul-ladzii)
Ruh -. (Laa Ilaha il-la Huwa) 
NYA (Alimul)
Ji-. (Ghoibi) 
WA (Syahadati)

AL-INSANU. = Huwar-rohmanur-rohiim
WUJUDULLOH. = Wahuwas-samii-ul-aliimu

ALLOHUL BATHINUL = Kholaqos-samawaati 
INSAAN = Wal-Ard

J = asad (Bumi)
I = nsan ( Abdi)
W = ujud (Alam)
A = lloh (Zat & Sifat)